Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/09/04 |
|
Minggu, 4 September 2022 (Minggu ke-13 sesudah Pentakosta)
|
|
Kita hidup dalam dunia yang menganggap kesejatian manusia dinilai dari apa yang ia punya, pakai, dan makan. Banyak orang berlomba-lomba untuk memamerkan harta, pakaian, restoran dan menu makanannya di laman media sosialnya. Banyak orang juga memberi banyak like atas unggahan yang menampilkan kemewahan. Akan tetapi, menurut pengamsal, kesejatian manusia bukan perkara milik (having), melainkan keberadaan (being). Manusia adalah ciptaan Tuhan (2). Menjadi manusia yang dikasihi orang lebih berharga daripada memiliki kekayaan besar dalam perak dan emas (1). Mengapa? Karena kehormatan dan kehidupan adalah ganjaran kerendahan hati dan takut akan Tuhan (4). Selain itu, orang yang membagi harta kepada orang yang berkekurangan akan diberkati (9). Sebaliknya, orang yang menindas orang lemah untuk menguntungkan diri akan merugikan diri saja (16). Nilai seorang manusia ditentukan oleh Allah, bukan karena hartanya. Di hadapan Allah, semua manusia sama nilainya. Setiap manusia adalah penyandang gambar dan rupa Allah. Kiranya kebenaran itu menyadarkan kita dalam dua hal. Pertama, kita patut bersyukur atas keadaan kita saat ini. Kita tidak perlu iri terhadap keadaan orang lain. Kita juga tidak perlu berupaya menjadi orang lain. Demikian juga, kita tidak perlu merasa kecil hati jika kita tidak memiliki apa yang dimiliki orang lain. Jadilah diri sendiri, cukupkanlah dengan apa yang ada pada diri sendiri, dan tetaplah menjadi orang yang rendah hati. Ingatlah bahwa kebanggaan kita adalah kita dimiliki dan memiliki Allah, Pencipta. Kedua, kiranya kita memperlakukan sesama manusia dengan baik secara adil. Kiranya, kita tidak menjadikan sesama kita sebagai objek lelucon (prank) demi meraup keuntungan dari unggahan media sosial kita. Sebab, sesama kita adalah ciptaan yang dikasihi dan dihargai oleh Allah. Kiranya, kita pun tidak menilai dan memperlakukan seseorang berdasarkan apa yang ia punya, apa yang ia pakai, dan apa yang ia makan. [JMH]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |