Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/09/04 |
|
Rabu, 4 September 2024 (Minggu ke-15 sesudah Pentakosta)
|
|
Mengubah mindset seseorang bukanlah hal yang mudah. Apalagi, bila sudah mengakar secara turun-temurun. Pasal 10 menunjukkan adanya salah satu titik mula yang paling penting dalam sejarah gereja. Pada pasal inilah kita mendapatkan informasi tentang bagaimana Injil disebarkan ke seluruh dunia. Tampak dalam pasal ini, Injil disebarkan ke tempat lain. Menariknya, orang-orang Yahudi pada masa itu sangatlah eksklusif. Mereka tidak menjalin relasi dalam bentuk apa pun dengan bangsa lain (28). Demikian pula Petrus, dalam penglihatannya mengenai makanan-makanan yang najis, tiga kali dia menolak perintah Tuhan (16). Dari generasi ke generasi, orang Yahudi, termasuk Petrus, tidak pernah makan makanan najis tersebut. Sangat sulit untuk mengubah mindset tersebut. Demikian juga perihal penerimaan terhadap orang bukan Yahudi. Dari generasi ke generasi, mereka menolak bangsa lain, dan tidak menjalin relasi dengan bangsa lain. Mungkin, teologi orang Yahudi berpengaruh terhadap keyakinan bahwa Israel adalah bangsa istimewa yang dipilih menjadi umat Allah. Oleh karena itu, mereka pun heran ketika Allah mengasihi bangsa lain (34). Kita dapat belajar tiga hal dari pasal ini. Pertama, umat pilihan Allah dimaknai secara rohani, bukan politis. Dengan pemahaman ini, barulah Injil dapat diberitakan ke seluruh dunia, bukan dimiliki secara eksklusif. Kedua, ikatan kesatuan, bukan ikatan darah, seperti Petrus menerima Kornelius karena iman yang sama. Ketiga, Yesus Kristus sebagai pusat kebenaran. Ketika Kornelius menerima karunia Roh Kudus, dan dibaptis, Petrus memberitakan dan memberikan kesaksian mengenai Yesus Kristus. Artinya, pusat kebenaran bukanlah Taurat, melainkan Injil Yesus Kristus. Dapat kita simpulkan bahwa berita Injil bersifat inklusif. Oleh karena itu, kita harus mau memberitakan Injil kepada siapa pun, bukan hanya kepada suku tertentu. Selain itu, kita juga harus menghidupi kesatuan Kristen dalam perspektif kesatuan iman, bukan kesatuan suku tertentu. [YGM]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |