Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2006/09/06 |
|
Rabu, 6 September 2006
|
|
Judul: Spiritualitas anak bangsa Kedudukan penting di Kerajaan Persia (1, 11b) tidak melunturkan kecintaan dan kebanggaan Nehemia terhadap bangsanya sendiri, Israel. Oleh sebab itu, berita tentang terlantarnya kota Yerusalem dan umat yang ada di dalam kota tersebut membuat Nehemia bersedih (4). Kita atau siapa pun dalam situasi serupa akan berespons sama dengan Nehemia. Namun kesedihan tidak membuat Nehemia frustrasi atau sedih yang berkepanjangan. Nehemia bangkit mencari pertolongan. Dia tahu dari siapa pertolongan itu dapat diperolehnya. Nehemia menempuh langkah-langkah spiritual yang sangat mendasar. Pertama, berpuasa dan berdoa kepada Tuhan Allah semesta langit (4b). Nehemia tahu persis bahwa inilah langkah tepat pertama dan utama yang harus dilakukannya demi keselamatan bangsanya. Kedua, mengidentifikasikan dirinya dengan bangsanya. Dalam doanya, Nehemia mengakui dosa-dosa yang dibuat oleh bangsanya dan dosa-dosanya sendiri (6-7). Ketiga, Nehemia mengingat akan kebesaran dan kesetiaan Tuhan (5-6). Keempat, karena itu ia menuntut kepastian nubuat Tuhan pada Musa (7-10). Kelima, Nehemia meminta berkat agar Tuhan memakai dia menjadi alat pembebasan dan pembangunan bagi bangsanya (11a). Melalui Nehemia kita belajar tentang pribadi yang mampu menghubungkan secara realistis antara cinta kepada bangsa dan kesetiaan kepada Tuhan, Sang Pencipta alam semesta. Gereja dan bangsa Indonesia, sangat membutuhkan orang-orang seperti Nehemia. Orang-orang yang peduli, yang bersedia menempuh risiko apa pun demi menjunjung harga diri bangsa tanpa harus kehilangan wawasan tentang prinsip-prinsip spiritualitasnya. Renungkan: Kita adalah orang-orang Kristen yang masih menjejakkan kaki di bumi persada Indonesia. Lakukanlah yang terbaik bagi bangsa dan gereja di Indonesia, dengan tetap mengutamakan prinsip-prinsip spiritualitas kekristenan kita.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |