Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/09/10 |
|
Selasa, 10 September 2019 (Minggu ke-13 sesudah Pentakosta)
|
|
Pandangan hidup manusia berbeda satu dengan yang lain. Hal yang serupa terlihat juga dalam pelayanan Paulus dan Kefas (Petrus). Paulus memberitakan Injil bagi orang yang tidak bersunat, sementara Kefas memberitakan Injil bagi orang yang bersunat (Gal. 2:7). Namun suatu ketika, Paulus melihat ada kejanggalan pada sikap Petrus yang menurutnya tidak patut dicontoh. Karena itulah ketika Petrus pergi ke Antiokhia, Paulus degan tegas menentangnya (11). Apa gerangan yang melahirkan pertentangan itu? Sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus (orang-orang Yahudi) datang, Paulus melihat Petrus sedang makan sehidangan dengan saudara yang tidak bersunat. Namun, setelah rombongan Yakobus datang, Petrus malah mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena ia takut terhadap tanggapan saudara-saudara yang bersunat. (12). Bisa jagi, Petrus melakukan hal itu karena ia ingin menaati Taurat. Hukum memang melarang orang Yahudi makan bersama orang bukan Yahudi. Persoalannya, sebelumnya Petrus sudah setuju bahwa peraturan ini tidak diwajibkan bagi pengikut Yesus non-Yahudi (Kis. 10-11). Tampaknya ia berubah akibat para pengikut Yakobus. Sikap Petrus menunjukkan inkonsistensi karena ia masih menganggap orang yang tidak bersunat adalah orang yang tidak layak dan harus dijauhi. Sikap Petrus ini membuat Paulus harus menegurnya. Orang-orang Yahudi yang lain pun turut berlaku munafik meniru Petrus. Salah satunya adalah Barnabas. Ia yang sudah terbiasa melayani mereka yang tidak bersunat, malah terseret dengan kemunafikan mereka (13). Sikap Petrus ini sering terlihat juga dalam pelayanan. Kita terkadang masih terlalu munafik dan miskin integritas. Kata dan tindakan kita kerap berbeda. Misalnya, kita selalu membicarakan kasih, tetapi kita hanya mau melayani mereka yang kaya dan melupakan yang miskin. Jika memang demikian, maukah kita berubah? Doa: Tuhan, bentuklah kami menjadi orang yang menjunjung tinggi integritas, kebenaran, dan kekudusan hidup. [JJ]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |