Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2010/09/11 |
|
Sabtu, 11 September 2010
|
|
Judul: Doa syafaat Jika demikian indah dan penting posisi serta peran para juru syafaat, apakah itu tercermin dalam kehidupan nyata kita? Apakah benar kita mempraktikkan ajaran tentang pentingnya kehidupan doa? Sebelum kita mengambil posisi pensyafaat dan isi doa kita mencerminkan sifat syafaat, apakah kita mengamini pentingnya doa syafaat, tetapi tidak ‘mengamini’ doa-doa kita? Dan apakah kehormatan bersyafaat tercermin dalam kehidupan keluarga dan gereja kita? Apakah kita yakin bahwa di dalam doa-doa syafaatlah terjadi penentuan kualitas kehidupan rohani orang, kehidupan gereja, bahkan perjalanan politis-ekonomi-budaya masyarakat dan bangsa kita? Dalam pengalaman nyata saya bersyukur boleh diizinkan Allah menyaksikan berbagai kemustahilan menjadi kemungkinan. Terjadi persilangan ide di antara para pemimpin suatu kelompok Kristen. Ada potensi perpecahan genting. Beberapa orang sepakat membicarakan hal itu kepada Allah. Ketika rapat, kebekuan dan ketegangan mencair begitu saja. Satu per satu mengakui bagaimana Allah berbicara, menegur, mengarahkan, dan menolong mereka mengambil sikap murid Yesus. Ya, doa syafaat mengubahkan, mengarahkan, menghadirkan kuasa surgawi dalam insiden-insiden duniawi, serta menciptakan banyak hal yang ajaib dan menakjubkan. Doa syafaat bukan lawan tindakan nyata! Doa syafaat melahirkan tindakan-tindakan nyata yang perlu. Maka, mari terlibat dalam tindakan paling berpotensi penting itu! Bersyafaatlah!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |