Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/09/13 |
|
Kamis, 13 September 2007
|
|
Judul: Menelusuri rancangan Allah Allah menggenapi rancangan-Nya dengan melibatkan manusia. Untuk menggenapi rencana-Nya agar Paulus menyebarkan Injil sampai ke Roma, Allah memakai orang Yahudi yang justru memusuhi Paulus. Allah juga memakai Klaudisius Lisias untuk menyelamatkan hidup Paulus. Ia memindahkan Paulus dari Yerusalem, karena di situ ada konspirasi untuk membunuh Paulus. Feliks pun dipakai Allah untuk menghindarkan Paulus dari tangan orang Yahudi selama dua tahun. Kemudian Allah memakai Festus, wali negeri yang baru (24:27), untuk mengarahkan Paulus ke Roma (lih. Kis. 23:11). Dalam kasus yang Festus tangani ini, Injil akan dinyatakan kepada banyak orang, dari berbagai macam posisi dan kuasa, untuk menggenapi rencana Allah. Berbeda dari Feliks yang sudah menguasai situasi (24:22), Festus dapat dikatakan masih \'hijau\'. Sebagai orang baru, ia harus belajar banyak. Terlebih ia tidak tahu mengenai Yahudi dengan segala tradisinya. Ia juga harus menyelesaikan kasus Paulus yang belum diselesaikan oleh Feliks. Festus ingin memulai pekerjaannya dengan baik. Sebab itu ia ingin melakukan hal yang berkenan di hati para pemimpin Yahudi, yakni mengadili Paulus. Dari perdebatan dalam pengadilan, Festus menyadari rumitnya persoalan yang dia hadapi: tuntutan para pemimpin Yahudi yang begitu keras namun tidak bisa dibuktikan, serta kukuhnya pernyataan Paulus bahwa ia tak bersalah. Festus membaca situasi bahwa melindungi Paulus akan membahayakan kedudukannya. Maka ia menyetujui keinginan Paulus untuk naik banding ke kaisar. Begitu banyak masalah yang Paulus hadapi saat menjalani rancangan Allah. Begitu jugakah pengalaman kita? Keinginan mengikuti kehendak Allah dan melayani Dia dihadang oleh godaan dan pergumulan hidup yang tak henti. Hingga kita merasa bahwa kita tak akan pernah mencapai kegenapan kehendak Allah. Namun ingatlah bahwa kesempatan melayani sering datang melalui kegagalan atau keterbatasan. Yang dibutuhkan untuk menang ialah ketekunan.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |