Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2010/09/13 |
|
Senin, 13 September 2010
|
|
Judul: Peluang atau ambisi? Kedua kepala gerombolan tersebut memanfaatkan kelengahan sang raja dan penjaga rumahnya. Mereka menyusup disiang hari pada waktu istirahat, membunuh Isyboset dengan memenggal kepalanya. Setelah itu mereka bergegas menemui Daud untuk menyerahkan kepala raja Isyboset. Secara kiasan, kepala menyatakan keunggulan atau kekuasaan atas orang lain (bnd. 2 Sam. 22:44). Dengan memberikan kepala Isyboset kepada Daud, Rekhab dan Baana bertindak simbolis menyerahkan tampuk kepemimpinan Israel kepada Daud. Karena itulah mereka berani mengatasnamakan Tuhan atas pembunuhan yang mereka lakukan (8). Seolah-olah Tuhanlah yang mengizinkan mereka membunuh Isyboset untuk memenuhi pembalasan Daud terhadap keluarga Saul dan mengambil alih kerajaan. Tuhan memang telah menyatakan penolakan-Nya terhadap kepemimpinan Saul dan keturunannya (1Sam. 15:28). Dengan dibunuhnya Isyboset dan cacatnya Mefiboset, cucu Saul (4), dinasti Saul perlahan-lahan menuju kehancuran. Tentu ini merupakan keuntungan bagi Daud sebab tidak ada lagi halangan bagi dia untuk menjadi raja. Walau demikian, Daud sama sekali tidak berniat mengambil keuntungan dari situasi tersebut. Dunia seringkali mengajarkan kepada kita untuk memanfaatkan peluang atau kesempatan dengan baik. Tak jarang penderitaan orang lain pun bisa menjadi peluang emas bagi kita. Mari belajar dari sikap Daud bahwa tak selamanya kesempatan adalah emas, terlebih jika peluang itu didapat dengan cara-cara yang licik. Jangan salah membedakan antara kehendak Allah dan ambisi diri sendiri!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |