Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2018/09/14 |
|
Jumat, 14 September 2018 (Minggu ke-16 sesudah Pentakosta)
|
|
Selama ratusan tahun tidak ada bagian kehidupan di Afrika Selatan yang tidak diatur oleh pemisahan ras (apartheid). Hingga 1990, Afrika Selatan adalah negara hitam-putih. Papan pengumuman yang menegaskan pemisahan fasilitas antara warga berkulit putih dan warga kulit hitam dinilai sebagai perihal lazim. Hal tersebut berlangsung selama puluhan tahun. Namun, sejak 1994 kehidupan pemisahan ras ditiadakan. Nelson Mandela adalah salah seorang dari sekian ribu orang yang memperjuangkan penghapusan sistem politik tersebut. Kisah serupa juga pernah terjadi di Antiokhia. Saat itu terjadi perdebatan perihal ajaran anugerah keselamatan. Ajaran itu menyatakan bahwa keselamatan harus dilengkapi oleh hukum sunat untuk memenuhi tuntutan Hukum Taurat. Ajaran itu sangat bertentangan dengan pengajaran Yesus kepada para murid bahwa keselamatan merupakan anugerah Allah. Sebab itu, Paulus dan Barnabas pergi ke Yerusalem untuk membicarakan masalah tersebut dengan rasul-rasul lainnya. Penjelasan Petrus dalam sidang menekankan dua hal utama, yaitu: Pertama, Tuhan tidak membeda-bedakan orang Yahudi dan non-Yahudi. Kedua, keselamatan diperoleh dari kasih karunia Allah dalam Yesus (11). Pernyataan Petrus diteguhkan oleh Yakobus. Alasannya adalah tiada seorang pun yang boleh menyulitkan dan menghambat seseorang berbalik kepada Allah (19). Meski demikian, orang percaya non-Yahudi patut diberikan bimbingan untuk memahami apa yang harus mereka patuhi dalam hal perilaku hidup (20). Pada masa kini barangkali tidak ada sistem gereja yang memberlakukan pemisahan golongan. Namun, dalam praktik kehidupan bersama masih saja ada "oknum" jemaat yang memberlakukan pemisahan golongan. Karena itu, kita perlu menjauhi cara berpikir dan berperilaku seperti itu. Sebab, Allah memberikan anugerah keselamatan secara cuma-cuma kepada semua orang. Doa: Tuhan, tolonglah kami untuk dapat menerima orang lain seperti Tuhan sudah menerima kami apa adanya. [ETY]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |