Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/09/16 |
|
Senin, 16 September 2013
|
|
Judul: Tunduk pada otoritas Allah Simson tampaknya tidak peduli terhadap hal semacam itu. Ia memberitahu orang tuanya bahwa ia akan menikah dengan seorang gadis Filistin (2)! Bayangkan, Filistin! Padahal Filistin adalah musuh bangsanya dan saat itu Israel sudah empat puluh tahun berada di bawah kekuasaan Filistin (1). Tak heran bila orang tuanya seperti orang kebakaran jenggot ketika mendengar pemberitahuan Simson (3). Bagaimana mungkin Simson, yang dipilih Tuhan untuk menyelamatkan Israel dari tangan Filistin, malah ingin bersekutu dengan mereka? Simson benar-benar tidak menghargai panggilan Ilahi atas dirinya. Kekuatan istimewa yang Allah anugerahkan pun ternyata bukan digunakan untuk memenuhi rencana Allah, melainkan hanya untuk kepentingan pribadinya. Ini terjadi waktu Simson membunuh singa muda dalam perjalanan ke Timna (5-6). Juga pada waktu Simson membunuh tiga puluh orang Filistin dalam peristiwa teka-teki yang dia lontarkan dalam pesta perkawinannya (12-19). Masalah Simson yang mendasar adalah karena dia tidak tunduk pada otoritas Allah, padahal orang tuanya tentu menyampaikan maksud Allah bagi dia. Dampaknya, ia juga jadi tidak tunduk pada otoritas orang tuanya saat orang tuanya keberatan atas keputusannya menikahi gadis Filistin. Tidak tunduk pada otoritas membuat dia membiarkan hasrat menguasai dia, tanpa peduli segala akibat yang harus ditanggung. Padahal orang seharusnya menyangkal diri atas segala hasrat yang bertentangan dengan kebenaran Allah. Marilah kita belajar untuk mempertimbangkan lagi segala hasrat kita dan bandingkan dengan kehendak Allah atas diri kita. Jangan tunduk pada hasrat diri semata, melainkan tunduklah dalam totalitas kita kepada Allah. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |