Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2010/09/17 |
|
Jumat, 17 September 2010
|
|
Judul: Perjanjian kasih Tuhan Yang menarik dari perkataan Tuhan kepada Daud adalah kata Ibrani "beth" yang biasa digunakan untuk "rumah", di ayat 11 menggunakan arti keduanya, yakni "keturunan". Permainan arti kata ini bermakna: bukan Daud yang akan mendirikan rumah bagi Tuhan, tetapi sebaliknya, Tuhanlah yang akan membangun "rumah" (keturunan) bagi Daud. Sehingga jelas bahwa nubuat ini berbicara tentang keturunan Daud yang akan tetap menduduki takhta kerajaan Israel (6), dan juga tentang Mesias yang akan lahir dari keturunan Daud. Mengenai pembangunan rumah, Tuhan menentukan sendiri siapa yang akan mendirikannya. Bukan Daud, tetapi anak kandungnya, Salomo (12). Mengapa? Karena tangan Daud telah banyak menumpahkan darah, sehingga tidak layak untuk mendirikan rumah bagi Tuhan (bdk. 1Taw. 22:8). Penentuan ini sekaligus menjadi teguran bagi Daud bahwasanya Tuhan tidak menyukai pertumpahan darah yang terjadi selama pemerintahan Daud berlangsung. Tuhan menolak Daud, tetapi sekaligus memberi berkat pada saat yang bersamaan. Itulah kasih Tuhan yang adil: tidak hanya mewujud nyata dalam kata dan perbuatan manis, tetapi juga tegas menegur bahkan menghukum yang salah. Maka bila kita sedang merasakan teguran-Nya, pahamilah bahwa itu pun merupakan tanda kasih-Nya bagi kita. Dibalik teguran-Nya, ada kasih yang sangat besar. Teolog terkenal, C. S. Lewis berkata: "Though our feelings come and go, God’s love for us does not." (Meskipun perasaan kita berubah-ubah, kasih Tuhan tidak pernah berubah).
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |