Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/09/17 |
|
Kamis, 17 September 2015
|
|
Judul: Upaya Ketaatan Hizkia merupakan contoh raja yang tidak melupakan pelbagai tindakan Allah di masa lalu bagi bangsa Yehuda dan campur tangan-Nya di masa kini (1-8). Pengakuan Hizkia akan kehadiran dan kedaulatan TUHAN dinyatakan secara jelas. Dia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, yaitu menghancurkan semua tempat dan peralatan yang digunakan untuk penyembahan berhala; percaya dan berpaut kepada TUHAN; tidak menyimpang mengikuti-Nya dan berpegang pada hukum Taurat Musa. Bahkan Hizkia memberontak kepada raja Asyur dan tidak takluk lagi kepadanya. Hizkia menggantungkan imannya hanya kepada TUHAN, bukan kepada kekuatannya sendiri. Sebagai balasannya, TUHAN menyertainya kemana pun ia pergi berperang (7). Berbeda dengan Hosea (9-12). Allah menghendaki ketaatan yang sungguh-sungguh dalam segala hal. Dengan demikian, kehendak dan karya Allah dapat dinyatakan dalam kehidupan orang itu. TUHAN bukan tidak mampu menolong Israel, tetapi mereka sendiri telah menolak-Nya dengan cara mencari jalan sendiri dan hidup menurut keinginan hati sendiri. Tidak sedikit orang percaya berdoa memohon penyertaan TUHAN dan keberuntungan dalam setiap usahanya. Tetapi, doa mereka tidak disertai dengan tindakan iman kepercayaan kepada TUHAN. Belum lagi ditambah mereka tidak melakukan apa yang benar di mata TUHAN. Hal ini tidak sesuai dengan kehendak TUHAN. Kalau ingin memperoleh yang terbaik dari TUHAN, tidak cukup berdoa saja. Kita juga harus menyatakannya dalam ketaatan dan kepercayaan, dengan cara berpegang pada segala perintah-Nya. Apakah kita siap untuk taat sepenuhnya? (TT)
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |