Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/09/17 |
|
Minggu, 17 September 2017 (Minggu ke-15 sesudah Pentakosta)
|
|
Haleluya! Terpujilah Tuhan! Demikianlah Pemazmur memulai pujiannya kepada Allah. Seruan ini adalah awal dari rangkaian tulisan mazmur ini. Seruan liturgis yang ingin menyatakan betapa Tuhan layak untuk dipuji. Melalui pujian ini, Pemazmur ingin menyatakan syukur, sukacita, dan pengakuan imannya di hadapan publik. Ia juga mengajak yang hadir untuk ikut serta dalam rasa syukur dan menaruh keyakinan pada Allah Israel, Penguasa alam semesta. Secara detail Pemazmur menyatakan bahwa perbuatan Tuhan itu sangat dahsyat. Hal itu tampak nyata pada alam semesta dan dalam peristiwa-peristiwa yang dialami. Semuanya itu layak direnungkan siang dan malam agar pelajaran berharga dapat dipetik dalam hidup ini dan diwujudkan dalam keseharian, baik melalui perkataan, perbuatan, nyanyian, pujian, dan berbagai bentuk kesenian lainnya. Apa yang ditulis dalam ayat 6-9 mengingatkan kita pada peristiwa pembebasan bangsa Israel dari tanah Mesir. Pengalaman itu mengajak kita untuk semakin yakin bahwa Tuhanlah Sang Pembebas. Perbuatan tangan-Nya ialah kebenaran dan keadilan. Segala titah-Nya teguh. Dia melakukan segala sesuatu dalam kebenaran dan kejujuran-Nya. Ia mengikat perjanjian dengan umat-Nya untuk selama-lamanya. Karena itu, umat diajak untuk memegang teguh segala titah-Nya supaya mereka memperoleh hikmat, yakni takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan. Jika umat Allah hidup menurut ketetapan-Nya, maka hidup mereka akan memperlihatkan perbuatan yang baik dan berakal budi (10). Marilah kita memuji nama Allah kita. Sebab Dialah yang patut disembah karena segala perbuatan tangan-Nya yang ajaib. Marilah nyatakan tekad dengan cara memenuhi hati kita dengan puji-pujian kepada Tuhan setiap saat. Jika hati kita sudah terhubung dengan Tuhan, maka kita bukan saja belajar memahami titah dan kehendak-Nya, tetapi juga bibir kita akan mengalir pujian yang tiada hentinya. Sebab kita mengetahui bahwa kasih setia Tuhan yang telah menopang dunia ini dan memelihara hidup kita sampai detik ini. [MH]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |