Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/09/17 |
|
Sabtu, 17 September 2022 (Minggu ke-14 sesudah Pentakosta)
|
|
Pada saat pesan Wahyu disampaikan, Yohanes dan jemaat mula-mula sedang menderita di tangan kekuasaan Romawi. Mereka menolak mengakui kaisar sebagai Tuhan dan Allah sehingga mereka dianiaya. Yohanes bahkan harus dibuang dan dikucilkan di Pulau Patmos. Tidaklah mudah untuk memercayai bahwa Allah tetap berkuasa dan peduli di masa-masa sulit seperti itu. Penglihatan Yohanes harus dituliskan dan disampaikan kepada jemaat yang sedang menderita. Tuhan menyatakan kepadanya bahwa kekuasaan dan kemuliaan-Nya tetaplah nyata dan tak terkira, berkilauan bagaikan permata-permata yang terindah didunia (3). Sampai-sampai keempat makhluk (kerubim) memuliakan dan meninggikan Dia. Empat kerubim itu mewakili gambaran yang terbaik dari ciptaan Tuhan, Singa: terbaik di antara binatang buas; Lembu: terbaik di antara ternak; Rajawali: terbaik di antara burung; Manusia: terbaik di antara ciptaan. Tidak hanya kerubim, tetapi seluruh orang percaya, yang disimbolkan dengan 24 tua-tua, juga tersungkur dan bahkan melemparkan mahkotanya sebagai tanda ketundukan dan penghormatan mutlak kepada Tuhan sang penguasa semesta (11). Di dalam Kerajaan Romawi, raja yang ditaklukkan harus tersungkur dan melemparkan mahkota mereka di depan patung Kaisar. Dua puluh empat ini artinya 12 suku Israel dikalikan 2, jadi mencakup keseluruhan orang percaya, baik Yahudi maupun non-Yahudi yang setia dan taat sampai mati. Mereka mati karena mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allah, gelar yang pada waktu itu hanya diperuntukkan bagi kaisar penguasa. Akan tetapi, Tuhan menjamin bahwa Dialah penguasa sejati yang kekuasaan-Nya telah ada sejak penciptaan dan di dalam kekekalan, karena itu tidak tertandingi oleh siapa pun. Sebagai orang percaya kadang, di dalam kehidupan, kita meragukan kemahakuasaan Allah. Kita mengalami tekanan dan kesulitan yang sepertinya tak ada jalan keluarnya. Dalam kondisi itu, kita perlu bertahan dan percaya bahwa Dia adalah Tuhan semesta alam yang kekal kuasa-Nya. [JHN] Baca Gali Alkitab 3 Penglihatan Yohanes menunjukkan Allah dalam kebesaran dan kemuliaan-Nya. Keagungan Allah menjadi penghiburan bagi orang percaya yang mengalami penindasan di bawah kekuasaan Romawi pada masa Yohanes. Dengan memandang keperkasaan Allah yang bertakhta sebagai Penguasa tertinggi, mereka beroleh kekuatan untuk bertekun dalam masa-masa sulit. Kedua puluh empat tua-tua dapat ditafsirkan sebagai wakil semua orang percaya atau mungkin bagian dari jajaran para malaikat. Siapa pun mereka, yang menjadi fokus dalam teks ini adalah apa yang mereka lakukan, yakni menyembah Allah. Mereka mengakui bahwa otoritas yang mereka miliki berasal dari Allah. Keempat makhluk mewakili seluruh ciptaan. Pengulangan perkataan "kudus" sebanyak tiga kali mengajarkan kepada kita bahwa kekudusan Allah harus mendasari penyembahan kita. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |