Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2006/09/19 |
|
Selasa, 19 September 2006
|
|
Judul: Terkenal atau dikenal? Apabila sekadar mengikuti hasrat manusiawi kita saja, pasti kita cenderung memilih hal yang nyaman dan mudah. Tidak heran, bahkan di antara calon hamba Tuhan di seminari pun, ada kecenderungan mencari pelayanan di gereja-gereja maju di kota besar daripada di tempat-tempat pelayanan yang berat dan sulit. Demikian juga dengan pembangunan kembali Yerusalem. Kota Yerusalem sudah berhasil mereka dirikan kembali. Tempat itu luas dan besar. Akan tetapi, penduduknya masih sedikit (Neh. 7:4-5). Apabila sedikit saja orang dan keluarga yang bersedia mendiami rumah, maka sia-sialah membangun kota itu secara fisik. Tanpa ada yang mau menghuni, mengisi, mengembangkan, menghidupkan kehidupan bermasyarakat, kota itu tetap saja mati. Jauh lebih ironis menjumpai kota tanpa penghuni daripada reruntuhan kota. Alkitab mencatat pengambilan keputusan penting. Suku-suku Israel diundi agar satu dari sepuluh mau mengorbankan hasrat diri mencari yang nyaman dan mudah (ps. 11). Pasal 12 memuat daftar nama orang-orang yang sudah sembilan puluh tiga tahun sebelumnya juga mengambil langkah sukarela. Mereka mengambil keputusan untuk kembali ke Yerusalem, pada zaman Ezra. Mereka adalah pilar-pilar bangunan kehidupan umat yang mengalami pembaruan. Kalau tidak ada mereka, habislah riwayat umat Allah. Ternyata yang harus berani mengorbankan hasrat diri itu tidak saja para imam. Berbagai orang, peran, tanggung jawab dan kedudukan diperlukan demi berdirinya kehidupan umat. Pembangunan gereja dan bangsa kita menuntut adanya orang yang berani mengorbankan kenyamanan pribadi. Tuhan lebih dulu mengorbankan kesetaraan-Nya dengan Allah untuk membangun umat tebusan, tidakkah kita juga harus menumbuhkan mentalitas yang sama? Renungkan: Jangan cari hasrat diri. Beranilah berkorban demi tergenapinya hasrat Allah.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |