Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/09/19 |
|
Jumat, 19 September 2014
|
|
Judul: Bila Allah murka Dalam nas ini, kita melihat penderitaan yang sedang menanti bangsa Israel. Allah, melalui Yeremia, menyingkapkan secara terperinci adanya masa kekeringan yang panjang, yang akan melanda seluruh Israel. Tidak ada hujan, sumur kering, tanah menjadi retak dan tandus, binatang sekarat dan mati, serta petani gagal panen (3-6). Yang terdengar hanyalah tangisan perkabungan dan teriakan minta tolong (2). Meski demikian Allah diam. Allah menulikan telinga-Nya (12). Namun bukan hanya kekeringan saja, Allah mendatangkan juga perang, kelaparan, dan penyakit sampar (12). Selain itu, Allah menyingkapkan kepada Yeremia nasib naas yang akan dialami nabi-nabi palsu dan seluruh keluarganya. Nabi-nabi palsu, isterinya, dan anak-anaknya akan mati karena perang dan kelaparan. Mayat mereka tercampak di sepanjang jalan Yerusalem (15-16). Semuanya ini disebabkan oleh kekerasan hati bangsa Israel. Ini membuktikan Allah tidak kompromi terhadap dosa. Meski Yeremia membenci perbuatan bangsa Israel, tetapi ia memiliki hati yang lembut. Ia datang di hadapan Allah meminta pengampunan atas dosa bangsanya (17-18). Ia memohon kepada Allah agar tidak memalingkan wajah-Nya dari Israel. Ia memohon kepada Allah agar membatalkan niat-Nya menghancurkan Israel. Ia berusaha mengingatkan Allah akan perjanjian-Nya dengan nenek moyang Israel (19-21). Namun Allah menolak. Allah menyuruh Yeremia berhenti berdoa buat bangsa Israel (11). Sesungguhnya Allah itu panjang sabar, tetapi janganlah kita dengan sengaja membuat kesabaran Allah habis. Karena bila demikian, Allah tidak akan segan-segan menghajar kita, umat pilihan-Nya. Bila murka Allah sudah bulat, doa pun seolah tidak bisa lagi membujuk Allah. Betapa mengerikan! Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |