Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/09/19 |
|
Sabtu, 19 September 2015
|
|
Judul: Masalah Kita = Kesempatan Allah Sanherib mengirim utusan untuk melemahkan Hizkia dan bangsanya, agar Hizkia menyerah (3-4). Melihat situasi yang sulit ini, Hizkia datang ke rumah TUHAN dengan penuh perkabungan dan berdoa memohon pertolongan-Nya (1). Hal ini baik. Untung saja Hizkia mau mendengarkan saran nabi Yesaya (6-7)). Bergumul bersama dengan orang yang dekat dengan TUHAN, menolong kita untuk tidak tertekan dalam persoalan apapun. Sanherib menunjukkan kesombongannya, namun tidak menyadari kehancuran mereka sudah di depan mata (9-13). Apa yang dilakukan Hizkia? Ia menyerahkan semua masalahnya di hadapan TUHAN tanpa mencari keuntungan dirinya sendiri (14-19). Hizkia berdoa bukan untuk kebesarannya dan kerajaan Yehuda. Ia mengakui kedaulatan dan kekuasaan TUHAN, bahkan memohon pertolongan-Nya untuk membuat segala kerajaan di bumi mengetahui bahwa TUHAN adalah Allah satu-satunya (19). Doa Hizkia didengar dan TUHAN memberi penghiburan-Nya (21-34). Di sini kita melihat TUHAN menjadi Penjaga dan Penyelamat kaum Yehuda. Selain itu, TUHAN menubuatkan hukuman-Nya atas raja Asyur dan kerajaan-Nya (35-37). Kalau TUHAN menolong kita, itu hanya karena otoritas-Nya, bukan karena kebaikan manusia belaka. Tiada persoalan yang sulit bagi TUHAN. Ketika kita sudah tidak mampu mengandalkan apapun, itulah kesempatan TUHAN mengerahkan segala kekuatan dan kasih-Nya. Kita hanya perlu datang setiap saat kepada-Nya, mengandalkan Dia, dan tidak menyombongkan apapun yang kita miliki. Bersyukur atas semua pertolongan-Nya. (TT)
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |