Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/09/20 |
|
Minggu, 20 September 2009
|
|
Judul: Menghadap Yang Maha Kudus Dalam gereja-gereja Protestan, letak mimbar selalu berada di bagian depan dan menempati posisi sentral. Biasanya lantai tempat mimbar dibangun lebih tinggi dari lantai tempat duduk jemaat. Tata letak demikian menunjukkan bahwa pusat ibadah ada pada pemberitaan firman. Setiap detail deskripsi Bait Allah yang dilihat Yehezkiel bertujuan mengingatkan umat Tuhan pada Pribadi Maha Kudus yang akan mereka temui di dalamnya. Maka ada tahapan yang harus dilalui oleh setiap orang Israel saat hendak beribadah. Pada tahap pertama, orang akan memasuki bagian pelataran luar Bait Suci. Inilah tempat bagi umat. Ada 30 bilik untuk umat beribadah. Pelataran luar ini juga menjadi tempat yang berfungsi untuk memisahkan yang suci dari yang umum. Sedangkan bagian selanjutnya, pelataran dalam hanya bisa dimasuki oleh orang-orang tertentu. Dari pelataran luar, Yehezkiel melihat dua pintu gerbang, di bagian utara (ayat 20) dan di bagian selatan (ayat 24). Keduanya memiliki ukuran yang sama dengan yang di bagian timur (ayat 6). Bedanya, ada disebutkan bahwa untuk sampai ke pintu-pintu gerbang tersebut ada tujuh anak tangga yang harus dilalui (ayat 22, 26, bnd. ay. 6). Lagi, hal ini menyiratkan bahwa bangunan Bait Suci adalah sebuah kompleks bangunan yang memiliki lapisan-lapisan tingkatan. Semakin tinggi tingkatannya, semakin kudus wilayah tersebut. Dan tentu saja semakin sedikit pula orang yang diperbolehkan masuk ke dalamnya. Apa gunanya deskripsi detail Bait Suci tersebut bagi konteks kita pada masa sekarang? Ketika kita melangkah masuk ke dalam gereja, kita tengah melewati tahap demi tahap untuk sampai pada hadirat Tuhan Yang Maha Kudus. Demikian pula halnya dengan alur dari tata ibadah yang kita ikuti, setiap bagiannya akan menghantar kita pada klimaks, yakni perjumpaan dengan Tuhan melalui firman-Nya. Inilah tujuan kita beribadah di gereja. Jadi bila dalam ibadah kita mengobrol satu sama lain, bukankah kita sedang tidak menghormati Tuhan dan firman-Nya?
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |