Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/09/24 |
|
Jumat, 24 September 2021 (Minggu ke-17 Sesudah Pentakosta)
|
|
Alkitab tidak hanya berbicara soal kesalehan pribadi tetapi juga kesalehan sosial. Kesalehan yang kedua itu mewujud kepada keadilan dan pengutamaan orang-orang yang terpinggirkan secara ekonomi serta sosial. Kedua bentuk kesalehan itu harus dilakukan oleh umat sebagai bagian dari penyembahan kepada Tuhan. Kini tibalah juga nubuat penghukuman terhadap bangsa Israel. Seolah-olah kesabaran Tuhan sudah habis atas Israel sehingga bangsa ini akan dihukum atas kebobrokan moral mereka yang merajalela. Orang miskin ditindas dan sulit untuk memperoleh keadilan. Bahkan, mereka yang sulit untuk membayar utang dijual sebagai budak (6). Penindasan merajalela atas orang-orang yang terpinggirkan (7a). Budak-budak perempuan mengalami pelecehan, bahkan dilecehkan oleh ayah dan anak dalam rumah tangga yang sama, sebuah tindakan yang jelas-jelas bertentangan dengan hukum Tuhan (7b). Mereka juga mengeksploitasi pengutang dengan menahan pakaian yang digadaikan yang seharusnya tidak boleh disimpan sampai hari berganti, dan bahkan meminum anggur hasil denda di pengadilan. Ironisnya, tindakan-tindakan itu dilakukan oleh orang-orang yang akrab dengan ritus agama. Meski Allah akan menghukum, melalui Amos, Allah mengingatkan umat-Nya akan penyertaan-Nya dalam sejarah mereka. Harusnya bukti akan penyertaan Tuhan dan kasih-Nya yang tidak berkesudahan akan makin mendorong umat untuk menegakkan keadilan serta mengutamakan orang yang terpinggirkan, dan bukan sebaliknya. Allah telah berbuat baik kepada mereka, maka haruslah juga mereka berbuat baik dalam kehidupan sebagai bangsa, dan hidup dalam kesalehan komunal. Kita pun telah merasakan kebaikan Allah. Perjalanan panjang hidup kita telah membuktikan betapa besar kasih-Nya. Maka, kiranya di masa kini kita dapat melakukan kebaikan yang sama terhadap orang-orang yang terpinggirkan, yakni orang-orang miskin dan lemah. Itulah bentuk kesalehan sosial yang harus kita kerjakan, melebihi ritual keagamaan. [WDN]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |