Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/09/25 |
|
Senin, 25 September 2017 (Minggu ke-16 sesudah Pentakosta)
|
|
T idak ada kalimat lain yang dapat menggambarkan apa yang akan terjadi atas umat Tuhan. Sebab dalam murka dan amarah-Nya yang menyala-nyala, ada kasih Allah yang besar. Di sini Zefanya melihat bahwa dari balik awan gelap yang begitu pekat terdapat pelangi kasih Allah di langit baru. Tuhan berjanji akan memulihkan keadaan bangsa-bangsa sehingga mereka akan memanggil nama TUHAN. Mereka akan diberikan hati yang baru, bersih, dan suci supaya mereka memuliakan-Nya (9). Bahkan mereka yang tersebar ke berbagai penjuru bumi, di negeri-negeri yang jauh (Etiopia saat itu dianggap sebagai daerah yang paling jauh), akan datang membawa persembahan kepada TUHAN dan menyembah-Nya (10). Pemulihan itu akan terjadi atas kota Tuhan, yaitu Yerusalem. Karena itu, seluruh penduduk kota akan beria-ria karena Tuhan. Mereka bersorak-sorai di hadapan Allah (14). Sebab murka Tuhan telah mereda dan penghukuman tidak ada lagi. Segala bangsa yang memusuhi Yehuda telah disingkirkan Tuhan. Ia akan tampil sebagai pahlawan Yehuda yang membawa kemenangan dan sekaligus menjadi Raja atas umat-Nya (15). Allah bersukacita karena umat-Nya telah dibarui oleh kasih-Nya. Ia akan mengangkat penderitaan umat-Nya sehingga tidak ada lagi bangsa-bangsa lain yang mencela mereka (18; bdk. 2:10). Ia akan menjadi pembela umat-Nya dari para penindas. Ia akan menyelamatkan mereka yang putus asa, tidak berdaya, dan membawa mereka kembali pulang ke rumahnya serta memulihkan keadaan mereka di hadapan bangsa-bangsa (19-20). Ambillah hikmah dari balik setiap masalah yang dihadapi. Mungkin itu terjadi karena kesalahan atau kelalaian kita sebagai umat Tuhan. Namun, percayalah bahwa Tuhan tidak selamanya memberikan hukuman. Dibalik hukuman itu, ada maksud Tuhan untuk memulihkan keadaan kita. Tujuannya adalah supaya kita menjadi sadar dan kembali hidup dalam kemuliaan-Nya dan senantiasa mengandalkan-Nya setiap hari. [IVL] Pengantar Kitab Ester Kitab Ester memperlihatkan bagaimana Allah bisa memakai siapa saja yang mau menjadi alat-Nya; juga pentingnya strategi agar setiap alat-Nya sungguh efektif dalam menunaikan tugasnya. Kisah dimulai dengan adanya kesempatan yang dilihat Mordhekai sewaktu Ahasyweros mencopot Wasti dari jabatan selaku ratu. Meski Mordekhai tahu bahwa tindakan Ahasyweros terhadap Wasti-yang menghukum karena hasutan para penasihatnya-tidak bisa dibenarkan secara moral, namun dia melihat bahwa menjadi ratu merupakan langkah strategis. Selanjutnya Ester, Sang Keponakan, pun menjadi ratu sebagai pengganti Wasti. Memang itulah yang terjadi. Ester, atas informasi dari Mordekhai, mengetahui adanya rencana pembunuhan terhadap raja. Dan Ester pun bertindak cepat sehingga rencana itu bisa digagalkan (Est. 2:21-23). Ketika Mordhekai melihat rencana Haman yang akan membunuh semua orang Israel yang berada di Babel, dia meminta tolong Ester untuk menghadap raja. Ester menyadari bahwa menghadap raja tanpa diminta sama dengan bunuh diri. Dan ketika Ester ragu, Mordekhai mengingatkan: "Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu" (Est. 4:14). Kalimat Sang Paman menguatkan Ester akan statusnya. Status yang dari Allah itu sejatinya mesti mendorong setiap orang percaya untuk hidup seturut dengan kehendak Allah. Sehingga Ester pun berketetapan hati: "Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangku pun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati" (Est. 4:16). Ester berani mengambil risiko karena dia percaya bahwa jabatannya sebagai ratu adalah amanah Allah. Amanah itulah yang membuatnya mengambil langkah penuh risiko. Akhirnya rencana Haman dipatahkan. Kitab Ester juga menerangkan latar belakang dan arti suatu perayaan Yahudi yang disebut Purim.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |