Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/09/25 |
|
Rabu, 25 September 2019 (Minggu ke-15 sesudah Pentakosta)
|
|
Dari nas sebelumnya, kita sebagai anak-anak Tuhan dituntut agar fokus mengumpulkan harta surgawi. Lantas, apakah sebagai anak-anak Tuhan, kita tidak bisa menjadi orang kaya? Hari ini, kita akan belajar cara hidup para murid ketika Tuhan memercayakan kekayaan. Yesus mengajar sebuah perumpamaan tentang para hamba yang berjaga-jaga saat tuannya pulang dari perjalanan menghadiri pesta perkawinan dari luar kota. Para hamba harus siap sedia menyambut tuannya kembali, sekalipun waktu kembalinya tengah malam. Para murid mulai bingung. Mereka bertanya-tanya kepada siapakah Yesus menyampaikan pesan itu. Apakah kepada mereka atau kepada orang banyak? Ketika itu, perumpamaan adalah suatu cara yang dipakai oleh para guru untuk mengajar. Kemudian, para pendengar akan mengidentifikasi diri dengan perumpamaan yang sedang didengarnya. Hal inilah yang dilakukan oleh para murid. Mereka mencoba mengidentifikasi siapakah yang dimaksud dengan para hamba itu. Dari perumpamaan tersebut, kita bisa belajar bahwa Yesus bermaksud menyampaikan pesan kepada para murid. Yesus mengecam mereka yang sudah tahu akan kehendak Tuhan, tetapi tidak mau melakukannya. Kalau kepada kita dipercayakan sesuatu selama kita hidup di dunia ini, itu artinya kita sama seperti para hamba yang dipercayakan tuannya untuk mengurus harta itu. Jadi, hamba tidak boleh menggunakannya seolah-olah dia pemiliknya. Anak-anak Tuhan memang memiliki tanggung jawab yang berbeda-beda. Ada yang dipercayakan memiliki banyak harta, ada yang dipercayakan memiliki banyak pengetahuan, dan ada pula yang dipercayakan memiliki kemampuan yang lain. Akan tetapi, setiap anak Tuhan mempunyai tanggung jawab yang sama, yaitu kita harus berjaga-jaga dalam mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang telah dipercayakan Tuhan. Doa: Tuhan, tolonglah kami untuk bertanggung jawab pada setiap hal yang Engkau percayakan. [RG]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |