Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/09/25 |
|
Sabtu, 25 September 2021 (Minggu ke-17 Sesudah Pentakosta)
|
|
Kebanyakan manusia tidak siap menerima konsep keadilan Allah. Kita lebih menyukai "Allah mengasihi" daripada "Allah menghukum". Padahal, keadilan dan penghukuman Allah tidak dapat dipisahkan dari kasih-Nya. Untuk memulai nubuat penghukuman Tuhan atas Israel, Amos mengingatkan mereka tentang kedudukan Israel yang istimewa di mata Allah: "Hanya kamu yang Kukenal dari segala kaum di muka bumi ..." (2a). Dari semua bangsa, Tuhan memilih Israel. Namun, berulang kali bangsa ini menyakiti hati-Nya. Mereka melanggar janji dengan tidak lagi berjalan bersama Allah (3). Mereka layak dihukum. Tetapi, sebelum menjatuhkan hukuman, Tuhan memastikan bahwa mereka menyadari kesalahannya. Mereka harus merenung atas perumpamaan-perumpamaan yang diberikan. Ada satu kesamaan di dalam perumpamaan-perumpamaan tersebut, yaitu semuanya mengandung hubungan sebab-akibat, tidak ada yang acak. Jika hal yang sepele saja tidak terjadi secara acak, terlebih lagi keputusan dan tindakan Tuhan. Mustahil terjadi malapetaka jika Tuhan tidak mengizinkannya (6). Tuhan berkuasa mendatangkan malapetaka atas Israel karena dosa-dosa mereka. Pada waktunya Ia berhak menghukum mereka. Namun, Allah terlebih dahulu memberi peringatan kepada umat-Nya. Tujuan-Nya adalah agar umat-Nya dapat menyadari akan dosa mereka, lalu berbalik dari dosa itu kepada Allah. Dalam penghukuman-Nya, Allah tetap menunjukkan belas kasih. Tidak seorang pun dari kita berharap mencicipi hukuman Allah. Karena itu, kita berjuang setiap waktu untuk tidak berdosa, baik sengaja maupun tidak. Akan tetapi, terkadang kita masih lengah dan lalai. Pada zaman sekarang tidak ada lagi nabi yang akan memperingatkan orang-orang percaya. Namun, kita memiliki Alkitab sebagai firman Allah dan Roh Kudus yang tidak hanya memberi peringatan, tetapi juga menyediakan kekuatan agar kita menghindari dosa. Mari kita belajar peka mendengarkan suara-Nya yang menegur kita. Ia akan memimpin kita kembali kepada Allah. Melalui karya-Nya, keadilan dan kasih Allah dinyatakan kepada kita. [PHM] Baca Gali Alkitab 4 Tuhan itu benar dalam keadilan-Nya. Dia tidak pernah salah memberikan hukuman. Dia seperti seorang bapa yang baik namun juga tegas dan penuh disiplin. Ketika anaknya berbuat hal yang baik dan mengikuti aturan yang ia berikan, maka sang bapa akan menunjukkan kasihnya dengan memberikan pemberian yang baik. Namun, jika anak yang dikasihinya itu melawan dan melakukan hal yang tidak berkenan, maka sang bapa akan menyatakan ketegasan dengan memberi hukuman. Biasanya, sebelum hukuman itu diberikan, ada peringatan-peringatan yang diberikan sang bapa agar anaknya mau mengubah sikapnya dan kembali melakukan hal yang baik. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |