Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2010/09/26 |
|
Minggu, 26 September 2010
|
|
Judul: Dosa melahirkan dosa Mula-mula efek itu terlihat dalam kisah Amnon dan Tamar. Amnon adalah anak pertama Daud (2Sam. 3:2), dan Ta-mar adalah anak Daud dari Maakha (2 Sam. 3:3). Berarti Tamar masih terhitung adik Amnon, meski beda ibu. Amnon tertarik pada Tamar, yang cantik (1). Ketertarikan dan kemudian hasutan dari seorang sahabat, membuat Amnon merancang skenario untuk melampiaskan hasratnya atas Tamar (5-6). Hawa nafsu begitu menguasai diri Amnon sampai-sampai ia tidak peduli lagi untuk menyaring apakah masukan yang dia dengar adalah baik dan boleh dilakukan. Ia juga tidak peduli bahwa hubungan semacam itu sangat dilarang di Israel (12-13; bdk. Im. 18:9, 20:17). Namun apa yang terjadi kemudian sangat anti klimaks. Semula Amnon mengingini Tamar begitu rupa, sampai-sampai ia terkena penyakit rindu (2). Namun setelah berhasil memuaskan hasratnya, Amnon malah berbalik membenci Tamar. Bahkan ia mengusir adik tirinya itu begitu saja. Aib itu kemudian diketahui Absalom, kakak Tamar. Lahir perasaan benci di hatinya terhadap Amnon, yang telah menodai adiknya. Benci ini lalu berkembang menjadi dendam membara yang tampaknya hanya bisa terpuaskan dengan kematian Amnon. Dosa Daud ternyata tak hanya berdampak bagi dirinya sendiri. Keturunannya pun terkena dampak dosanya. Maka jangan pernah mentolerir dosa. Dosa tak akan pernah berhenti menghasilkan dosa lain. Dosa tak pernah puas memengaruhi satu orang saja. Maka putuskan segera dosa yang masih ada pada kita daripada maut jadi bagian kita (Yak. 1:15).
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |