Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2016/09/26 |
|
Senin, 26 September 2016 (Minggu ke-20 sesudah Pentakosta)
|
|
Sekali lagi Yehezkiel dibawa ke pelataran luar dan bilik-bilik bagian Utara. Bilik-bilik tersebut berhadapan langsung dengan lapangan tertutup dan bangunan yang di ujung Barat (1-9a). Bilik-bilik itu disebut kudus karena dipakai oleh para imam untuk beribadah kepada Allah. Selain itu, bilik-bilik tersebut digunakan untuk menaruh segala persembahan mahakudus. Itu sebabnya, tempat itu dikategorikan sebagai ruang kudus (13). Dalam bilik itu, para imam harus menanggalkan pakaian upacara mereka saat akan meninggalkan pelataran untuk masuk ke pelataran luar (14). Seperti dalam laporan-laporan sebelumnya, di sini pun ada jarak yang tegas antara imam dan awam serta antara yang kudus dan tidak kudus. Tujuannya untuk menjaga dan memelihara kesucian Allah. Selesai mengukur bagian dalam, malaikat membawa Yehezkiel ke pintu gerbang Timur dan mulai mengukur Bait Suci dari luar (15-20). Keempat sisi tembok luar Bait Suci berbentuk bujur sangkar yang berukuran 500 hasta x 500 hasta. Tembok Bait Suci berfungsi untuk memisahkan yang kudus dari yang tidak kudus (20). Dengan demikian, selesailah pengukuran dan pengamatan seluruh kompleks Bait Suci. Penglihatan Yehezkiel ini sulit diuraikan. Tetapi, ada beberapa hal yang bisa kita dipetik sebagai perenungkan, antara lain: Pertama, kompleks Bait Suci menggambarkan milik Tuhan yang harus dipisahkan dari yang tidak kudus. Kedua, dari luar ke dalam ada gradasi kekudusan. Bagian luar dipakai orang awam untuk beribadah, pelataran dalam untuk imam-imam yang melayani, dan yang paling dalam adalah ruang Mahakudus. Penglihatan mengenai bangunan Bait Suci serta ukurannya yang simetris mengajar kita dua hal, yakni: Pertama, siapa pun tidak boleh sembarangan menghampiri Allah, melainkan harus mengikuti ketentuan dan peraturan yang ditetapkan-Nya. Kedua, siapa pun harus menjaga diri dari pencemaran karena dosa. Semua peraturan ini berlaku bukan hanya dalam ibadah, tetapi juga dalam seluruh aspek kehidupan umat Allah. [SH]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |