Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/09/26 |
|
Selasa, 26 September 2017 (Minggu ke-16 sesudah Pentakosta)
|
|
Sepertinya Ahasyweros (Xerxes) adalah salah satu dari "anak-anak dunia yang cerdik" (Luk. 16:8-9). Ia mengadakan ikatan persahabatan dengan menggunakan Mamon (uang) demi mendapatkan kemuliaan diri. Dapatkah uang membeli persahabatan dan kemuliaan? Selama seratus delapan puluh hari, ia mengadakan perjamuan mewah bagi semua pembesar, bangsawan, dan pegawainya, baik yang datang dari India sampai Etiopia. Ahasyweros ingin mendapatkan dukungan politik untuk melanjutkan invasi ke Yunani, yang telah dimulai oleh Darius Agung, ayahnya. Meskipun Darius telah membangun jalan dari Susan ke Sardis, tetapi pasukan Ahasyweros tidak akan sanggup menempuh perjalanan panjang itu tanpa dukungan logistik dari wilayah kerajaan yang dilewatinya. Ternyata taktik Ahasyweros berhasil. Para pembesar dari setiap kerajaan yang diundang menyatakan setuju, entah karena takut atau ingin mendapatkan keuntungan. Perayaan kedua diadakan selama tujuh hari. Catatan mendetil tentang dekorasi, mebel, peralatan perjamuan, dan "anggur minuman raja" menunjukkan perayaan yang mewah atas keberhasilan itu. Di sini kita melihat bagaimana Ahasyweros membeli persahabatan demi ambisi pribadinya untuk mendapat gelar "Agung", seperti pendahulunya: Koresy dan Darius. Demikianlah cara raja-raja dunia meninggikan diri. Tetapi sejarah mencatat bahwa akhirnya Ahasyweros gagal menaklukkan Yunani. Kontras dengan Yesus yang justru merendahkan diri-Nya. Ketika Ia rela tunduk pada kehendak Bapa untuk dikurbankan di Golgota demi keselamatan umat manusia, maka Bapa meninggikan Yesus dengan membangkitkan-Nya dan mendudukkan-Nya di sebelah kanan-Nya (Yoh. 12:32). Memang cara Allah berbeda dari dunia. Cara hidup anak-anak Allah seharusnya berbeda dari gaya hidup anak-anak dunia. Kehidupan Yesus mengajarkan bahwa kemuliaan sejati seorang manusia berasal dari ketaatannya dalam melakukan kehendak Allah. [BS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |