Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2010/09/27 |
|
Senin, 27 September 2010
|
|
Judul: Jangan menyimpan dendam Dengan mengundang seluruh keluarga raja Daud, Absalom bermaksud melaksanakan niatnya (23-24). Niat itu sudah bulat, sehingga ketidakhadiran raja seolah jadi pendukung untuk mewujudkan niat itu. Drama tragis pun kembali terjadi. Absalom, anak Daud, membunuh Amnon, anak Daud yang lain. Walau ingin menuntaskan dendam, Absalom sadar bahwa ia telah melakukan kesalahan. Maka Absalom pun melarikan diri (34). Bila kita berada di pihak Absalom, kira-kira bagaimana tindakan kita terhadap Amnon? Bukankah memang pahit apa yang harus dialami Tamar dan betapa memalukan aib yang juga ikut diderita Absalom? Namun kisah ini memperlihatkan pada kita bahwa menyimpan dendam dan kemudian membalaskannya ternyata tidak menghasilkan kepuasan dan damai sejahtera. Kita mungkin puas untuk sementara ketika dendam itu terbalaskan. Mungkin kita akan senang bisa mengatakan, "Rasakan apa yang aku alami akibat tindakanmu!" Namun apakah amarah itu jadi hilang? Apakah kepahitan itu jadi sirna? Apakah kebencian itu jadi luluh? Ternyata tidak. Kisah Absalom dan Amnon ini memberikan pelajaran bagi kita bahwa tanpa pengampunan tidak akan pernah ada damai sejahtera. Maka bila terasa sulit bagi kita untuk mengampuni orang yang menyebabkan kita menderita, ingatlah "Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian." (Kol. 3:13)
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |