Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2011/09/27

Selasa, 27 September 2011

Yesaya 1:1-9
Kalau bukan kemurahan Allah

Judul: Kalau bukan kemurahan Allah
Orang bebal berkata dalam hatinya, "tidak ada Allah" (Mzm. 14:1). Pantaskah julukan ini diberikan kepada Israel yang digambarkan dalam perikop ini? Yesaya membandingkan bangsa Israel dengan lembu dan keledai. Kalau ternak ini mengenal pemiliknya, maka bangsa Israel bukan saja tidak mengakui Tuhan yang memelihara hidup mereka, malahan memberontak kepada Sang Pemilik (2-4).

"Yang Mahakudus, Allah Israel" (4) adalah frase khas yang akan sering kita jumpai selama membaca Kitab Yesaya. Yesaya hendak mengontraskan karakter Tuhan yang kudus dengan umat-Nya yang penuh dosa ini. Tuhan adalah "Yang Mahakudus". Ia tidak berkaitan apa pun dengan dosa. Namun Dia adalah Allah dari Israel yang penuh dosa. Yang Mahakudus memilih keluar dari "zona nyaman"-nya untuk menjadi Allah bagi bangsa Israel yang dalam bacaan hari ini jelas sekali digambarkan sebagai pihak yang tak tahu diri.

Apa lagi yang kurang bagi mereka? Yang Mahakudus sendiri memilih menghampiri mereka dan menjadi Allah mereka tetapi mereka malah memberontak (2) dan menista (4) Dia! Sesuai perjanjian antara Tuhan dan bangsa Israel, Ia menghajar mereka supaya bertobat dan berbalik kepada-Nya (5, bnd. Im. 26:14-39). Bukannya bertobat dan menjadi lebih baik, hajaran itu tidak mengurangi sikap murtad mereka. Sampai-sampai kalau diandaikan dengan tubuh manusia, tidak ada lagi bagian yang belum dipukul oleh Tuhan (7). Namun toh orang Israel tetap bebal dan tidak tahu bersyukur. Kalau bukan karena Tuhan yang panjang sabar dan menahan diri, sudah habislah bangsa ini. Akan tetapi, Tuhan bermurah hati dan tidak tega memberikan kepada bangsa Israel penghukuman yang seharusnya pantas mereka terima.

Bukankah keadaan kita pun serupa? Kita adalah manusia yang bebal. Yang Mahakudus berinisiatif menghampiri kita, bahkan lewat Tuhan Yesus yang mati dan bangkit. Tetap kita memberontak dan bandel. Tetapi Ia panjang sabar menantikan kita. Maukah Anda merespons kasih-Nya dengan berhenti dari kekeraskepalaan Anda?

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2011/09/27/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org