Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/09/27 |
|
Minggu, 27 September 2015
|
|
Judul: Menyikapi Ketidakadilan Bukan tanpa alasan Daud memulai mazmurnya dengan kalimat seperti di atas. Firman Tuhan dalam mazmur ini menegaskan betapa rentan dan terbatasnya hidup orang yang berbuat jahat (2, 9, 10, 13, 20, 22, 35-36, 38). Ini berarti, meski kelihatan hidup orang jahat dipenuhi dengan kelimpahan, namun sesungguhnya hidup mereka seperti telur di ujung tanduk. Begitu rentan dan begitu mudah jatuh. Beda halnya dengan orang-orang yang hidupnya takut akan Allah. Pemazmur menggambarkan hidup mereka itu kokoh karena ditopang Allah (17, 19, 23-24, 30-31, 33, 39-40), penuh kelimpahan dari Allah (9, 11, 22, 25-26, 29, 34 ), dan dipelihara selamanya oleh Allah (18, 28, 37). Melalui firman Tuhan ini, pemazmur mengingatkan kita bahwa di tengah kesusahan dan ketidakadilan yang kita hadapi dalam hidup ini, Allah tidak pernah tinggal diam dan mengabaikan kesusahan umat-Nya. Ia peduli dan memperhatikan, meski tidak selalu kita melihat jalan dan karya-Nya atas hidup kita. Tetapi itu tidak mengubah fakta bahwa Allah sedang bekerja di dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Oleh karena itu, jangan cemburu terhadap orang yang berbuat jahat (1, 7, 8), percayalah kepada Tuhan (3, 5, 7, 34), dan tetap lakukan apa yang baik dan benar (3-5, 27, 34). [MF]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |