Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/09/28 |
|
Minggu, 28 September 2014
|
|
Judul: Kerinduan sang kekasih Kerinduan dan kekhawatiran sang mempelai wanita agar segera bersatu dengan kekasihnya mungkin yang menyebabkan mimpi yang dicatatkan dalam perikop ini. Kekhawatiran merupakan hal yang wajar bagi seorang perempuan, mengingat budaya timur yang menempatkan kaum wanita dalam posisi menantikan tindakan inisiatif dan aktif dari sang pria. Kalau pria tidak cepat meminang, kalau ia menunda memperkenalkannya kepada orang tua, maka sang wanita menjadi resah. Apalagi ketika usia tidak semakin muda. Oleh karena itu mimpi sang mempelai perempuan berlanjut, ketika sang kekasih ditemukan, ia segera memegangnya erat-erat, dan membawanya ke kamar ibunya. Ibu, yang bagi sang perempuan adalah tempat mengadu kegalauan hati, kiranya dapat meneduhkannya. Ibu dengan sikap melindungi putrinya, pasti mengharapkan kata-kata janji dan pengharapan bahwa sang pria tidak akan menyia-nyiakan anak perempuannya. sekali lagi hasrat bersatu yang begitu menggebu-gebu, harus dikendalikan sampai tiba waktu yang tepat. Buat pasutri yang kekasih, kapankah terakhir kali kalian saling merindukan dengan begitu menggebu-gebu? Kapan kalian mengkhawatirkan relasi kalian? Jangan hanya saat belum saling memiliki, justru saat sudah saling memiliki, pererat tali kasih, jaga dan lindungi kekasihmu, agar dia dan hanya dia yang menjadi fokusmu dalam mengarungi bahtera pernikahan. Tentu, dengan menempatkan Tuhan sebagai kepala rumah tanggamu. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |