Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/09/28 |
|
Selasa, 28 September 2021 (Minggu ke-18 Sesudah Pentakosta)
|
|
Sementara kitab Amsal dikenal berisi banyak teguran terhadap orang-orang bebal, di dalam kitab Amos kita menemukan banyak contoh orang bebal di zamannya. Mereka adalah para pemimpin Israel, sekuler dan rohani, di ibu kota Samaria. Amos menggambarkan penghukuman yang akan ditimpakan Tuhan kepada Israel dengan lebih terperinci. Penghukuman itu akan datang dalam bentuk bencana pertanian yang mengakibatkan kelaparan nasional. Rakyat dan pemimpin bersama-sama akan menderita. Mereka akan mengalami kelangkaan bahan pangan sebab kemarau dan wabah hama menggagalkan musim panen (6-9). Selain itu, penyakit misterius, konflik sosial, dan bencana alam akan silih berganti menyerang (10-11). Tidak ada bangsa yang dapat bertahan melewati itu semua. Namun, yang mengejutkan, sekalipun bangsa Israel dihajar dengan semua malapetaka itu, mereka tetap tidak berbalik kepada Tuhan Allah yang hidup. Hati mereka telah mengeras. Mereka telah menjadi orang bebal. Sekarang, jika ancaman dan hukuman tidak berhasil membuat orang bebal bertobat, apa lagi yang dapat dilakukan? Amos berkata, "Bersiaplah untuk bertemu dengan Allahmu!" (12). Satu-satunya alternatif akhir cerita yang tersedia adalah kebinasaan. Di sini kita belajar satu deskripsi mengenai kebebalan. Orang bebal bukan hanya orang yang gagal bertobat sama sekali. Ia mungkin merespons panggilan Allah dan berbalik, tetapi ia berbalik setengah arah. Pertobatannya tidak tuntas. Apakah Anda mengenal orang seperti itu? Seorang yang bertobat untuk dosa tertentu, tetapi tidak bersedia bertobat untuk dosa yang lain, adalah orang bebal. Kristus berkata, "Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan." Pertobatan setengah hati bukanlah pertobatan sejati karena itu sama saja dengan bukan pertobatan. Demikian juga, ibadah yang dilakukan dengan setengah hati bukanlah ibadah sejati. Jika kita bertobat, bertobatlah dengan sepenuh hati. Tidak ada tempat di surga bagi yang setengah hati. [PHM]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |