Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2006/09/29 |
|
Jumat, 29 September 2006
|
|
Judul: Janji pernikahan Cinta sejati tidak hanya sekadar janji mengasihi sampai maut memisahkan. Janji itu sendiri bak meterai (6a) yang mengesahkan sebuah dokumen resmi. Lebih dari selembar akte pernikahan, "cinta kuat seperti maut" (6b). Sepasti kematian akan hadir cepat atau lambat dalam kehidupan manusia, demikian pula cinta sejati pasti menjadi perekat yang mempersatukan kedua mempelai. Pertama, cinta sejati merupakan cinta yang dikobarkan Allah sendiri (6d) pada suami istri yang diberkati-Nya. Cinta demikian akan langgeng karena Tuhan menyertai `dua\' yang telah menjadi `satu\' itu. Kedua, kegairahan (cemburu) (6c) yang menyertai cinta itu adalah cemburu kudus (band. Kel. 20:5; Yoh. 2:17) karena menyadari bahwa pasangannya adalah pilihan dan anugerah Tuhan baginya. Cinta yang sejati tidak memberi tempat bagi pria atau wanita lain. Cinta yang sejati juga tidak mungkin dapat ditukar dengan harta benda (7b), karena cinta berurusan dengan pribadi. Ketiga, karena itu cinta sejati akan terus membara, tak mungkin dipadamkan oleh apa pun juga bahkan oleh aliran sungai permasalahan hidup (7a). Janji pernikahan itu hanya tepat diucapkan oleh seseorang yang telah dewasa dalam segala aspek dan mampu mengambil keputusan yang benar. Waktu masih kanak-kanak, mempelai perempuan dilindungi oleh kakak laki-lakinya bagaikan tembok yang dilindungi atap, dan pintu yang dibatasi palang (9). Setelah masa itu lewat, tembok itu sendiri tampil dalam kedewasaan dan kematangan seksual (10), tanda kesiapan masuk dalam mahligai pernikahan. Kedewasaan itu juga ditandai dengan melihat kebahagiaan pernikahan bukan pada kemegahan ala raja Salomo (11), melainkan pada komitmen bersama pasangannya untuk saling mengasihi seperti Kristus mengasihi jemaat-Nya. Renungkan: Janji pernikahan kudus adalah awal perjalanan iman seseorang dengan pasangannya dalam menempuh hidup baru, bersama tuntunan terang dan kasih Kristus.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |