Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2006/10/01 |
|
Minggu, 1 Oktober 2006
|
|
Judul: Kuasa perlindungan Allah Di manakah tempat yang aman di muka bumi ini? Baik ancaman secara fisik seperti teror bom, kebakaran, gempa bumi, maupun yang bersifat mental seperti pemerasan, tekanan untuk kompromi iman, godaan untuk ikut-ikutan arus dunia berdosa, terdapat di mana-mana. Rumah kediaman, gedung gereja, bahkan gedung-gedung dengan tingkat keamanan tinggi (masih ingat peristiwa WTC (World Trade Center 2002 atau yang dikenal juga dengan 911?) bukan lagi tempat aman. Siapakah perlindungan anak Tuhan dari keadaan tidak aman yang bisa terjadi di mana pun? Bagaikan ziarah harus melalui berbagai bahaya sebelum tiba di kota Allah, demikian hakikat kehidupan orang beriman. Bencana bisa datang dari kekuatan-kekuatan yang waktu itu dianggap dari kuasa-kuasa jahat (6-7). Pertolongan kita adalah dari Tuhan Pencipta alam semesta. Jelas sekali pertolongan dari pihak lain mana pun, tidak bisa diandalkan. Gunung tertinggi sekali pun, yang dalam dunia Perjanjian Lama dianggap sebagai tempat tinggal dewa dewi, tidak dapat diandalkan. Sekarang, gunung tinggi itu mungkin melambangkan kuasa supranatural yang dimiliki dukun-dukun/paranormal, kuasa teknologi modern, atau bahkan adikuasa politik dengan mesin perangnya. Hal-hal itu pun tidak bisa diandalkan. Betapa pun tingginya gunung menjulang ke langit, ia tetap bagian dari bumi ciptaan Allah. Hanya Allah yang dapat memberikan keamanan sejati. Dia pemilik dunia ini. Secara khusus Dia penebus umat yang percaya kepada-Nya dalam Kristus, yaitu Anda dan saya. Dia, tidak mungkin lalai dalam memelihara anak-anak-Nya (3-5). Dia yang menjadikan alam semesta, berdaulat dan tetap memegang kendali atasnya. Jadi, adakah hal-hal yang patut kita kuatirkan melebihi iman kita kepada Dia yang bertakhta di atas segala hal? Renungkan: Kualitas iman akan menentukan rasa aman kita dalam penyertaan Tuhan di tengah dunia yang penuh ancaman ini.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |