Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/10/01 |
|
Kamis, 1 Oktober 2020 (Minggu ke-17 sesudah Pentakosta)
|
|
Menjadi orang percaya bukan hal yang gampang karena kita harus menaati perintah Tuhan. Padahal, kita masih sering jatuh dalam dosa dan mendukakan Roh Kudus. Terkadang umat benar-benar keterlaluan seperti yang terlihat dalam nas hari ini. Tuhan memanggil langit dan bumi sebagai saksi betapa Tuhan telah membesarkan umat-Nya, tetapi yang terjadi adalah umat memberontak terhadap-Nya. Pemberontakan itu begitu keterlaluan sehingga Tuhan memakai tiga gambaran. Pertama, pengenalan umat terhadap Tuhan lebih parah daripada binatang. Lembu mengenal pemiliknya, keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi Israel tidak mengenal Tuannya (3; LAI "memahami"). Tidak mengenal Tuhan berarti tidak taat. Umat yang berdosa sarat dengan kesalahan. Mereka itu keturunan yang jahat, menista Tuhan, dan membelakangi-Nya (4). Kedua, umat sudah dipukul sampai tidak ada bagian yang belum kena pukul, namun tetap tidak bertobat sampai Tuhan bertanya, "Di mana kamu mau dipukul lagi?" (5-6). Ketiga, negeri mereka menjadi sunyi, putri Sion menjadi seperti pondok di kebun anggur, seperti gubuk di kebun mentimun dan kota yang terkepung. Jika bukan karena belas kasihan Tuhan, mereka sudah menjadi seperti Sodom dan Gomora (7-9). Tuhan sampai "mengeluh" betapa parah umat-Nya. Tuhan yang panjang sabar sepertinya sudah tidak tahu lagi apa yang harus diperbuat-Nya agar umat mau bertobat. Jika bukan karena Tuhan itu setia dan maha pengampun, umat sudah dibinasakan. Kita memang belum sempurna dan masih jatuh bangun dalam dosa. Namun, janganlah melakukannya secara sengaja dan terus-menerus. Janganlah memakai ketidaksempurnaan kita menjadi alasan untuk melakukan dosa. Jika kita terus berjuang namun tetap jatuh dalam dosa, itu satu hal. Tetapi, hal yang berbeda adalah jika kita tidak mengindahkan perintah Tuhan dan terus-menerus berbuat dosa tanpa peduli betapa kebebalan kita telah mendukakan Tuhan. Hendaklah kita tidak keterlaluan di hadapan Tuhan. [INT]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |