Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/10/04 |
|
Minggu, 4 Oktober 2015
|
|
Judul: Tuhan, Sang Penyelamat Pada bacaan firman hari ini, kita lihat bagaimana pemazmur dalam pergumulan dengan dosa, bersedia terbuka terhadap Allah. Selain itu, kita melihat bagaimana pemazmur dipenuhi dengan perasaan ngeri akan kemarahan Tuhan (2-4), perasaan sedih karena ditinggalkan oleh orang-orang yang dekat dengannya (12), perasaan takut akan intrik-intrik dan perbuatan jahat dari para musuhnya (13, 20, 21). Ditambah lagi, tubuhnya didera sakit penyakit (4-10, 11, 14, 18). Meski ia menyadari bahwa semua itu dialaminya akibat dosanya sendiri, semua itu "...terlalu berat bagiku" (5) kata pemazmur. Indahnya, pemazmur tidak menjauh dari Allah. Ia tidak menjadi putus asa terhadap Allahnya yang penuh kasih setia. Dalam ketakutan dan segala penderitaannya, ia justru memilih mendekat kepada Allah (1, 10, 16, 22-23). Ia mengakui kesalahan dan dosanya (4-6, 19). Dengan penuh keterbukaan, ia menerima segala penderitaannya sebagai cara Allah menyucikannya dari dosa. Ia tidak berhenti berharap kepada-Nya (16) dan menyebut Allah sebagai "keselamatanku" (23). Dalam pergumulan atas dosa, bagaimanakah sikap kita? Firman Tuhan dalam 1 Yohanes 1:9 berkata demikian: "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." Mari meneladani pemazmur, yang di tengah pergumulan dosa tidak menjauh dari Tuhan. Jangan menjauh dari Tuhanmu! Berserulah kepada-Nya dan tetaplah berharap pada pertolongan-Nya! Karena Ia adalah keselamatan kita. [MF]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |