Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2018/10/04 |
|
Kamis, 4 Oktober 2018 (Minggu ke-19 sesudah Pentakosta)
|
|
Ada ribuan dalih untuk menolak panggilan Tuhan dalam pelayanan. Namun, cukup satu alasan agar kita bersedia menerimanya. Apa itu? Allah hanya meminta kita mendengarkan yang paling ingin Ia lakukan melalui diri kita. Hari itu Allah berbicara kepada Musa. Allah selalu setia kepada janji-Nya (2:24-25). Oleh sebab itu, Ia ingin mengutus Musa menjadi pemimpin untuk membawa umat Israel keluar dari Mesir (3:7-10). Apa jawaban Musa terhadap panggilan itu? Musa menjawab panggilan Allah dengan banyak dalih. "Siapakah aku ini, ...?" (3:11); "Apa yang harus kujawab kepada mereka?" (3:13); "Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku...?" (4:1); "Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara..." (4:10); "Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kau utus" (4:13). Mengapa Musa memberikan banyak dalih terhadap panggilan istimewa sebagai pemimpin bangsa Israel? Ada kemungkinan, Musa berpikir kalau waktunya kurang tepat. Jika saja ia menerima panggilan ini saat masih berada di istana Mesir, tentu saja, ia punya banyak kemudahan. Akan tetapi, saat Tuhan memanggil ia hanya seorang gembala kambing domba yang tidak punya apa-apa. Dengan kondisi demikian, Musa mungkin meragukan dirinya sendiri. Ia takut berhadapan dengan penguasa Mesir. Ia merasa tak sanggup membawa sekian banyak orang Israel keluar dari tanah Mesir. Walaupun Allah meyakinkannya berkali-kali lewat tanda mukjizat, namun Musa tetap berdalih untuk menolak (4:2-9). Allah tidak pernah salah dalam menentukan waktu dan memilih orang untuk melayani-Nya. Pertanyaannya, "Apakah kita mau menjawab panggilan-Nya." Sebelum Allah memakai seseorang, Dia akan terlebih dahulu membentuknya. Dia akan membereskan bagian terpenting dalam hidup kita yakni karakter. Tuhan akan membentuk kita untuk tidak keras kepala dan meninggalkan mentalitas berdalih. Doa: Ya Allah, tak ada satu alasan pun yang mampu membuatku menolak panggilan-Mu. [SA]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |