Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2018/10/05 |
|
Jumat, 5 Oktober 2018 (Minggu ke-19 sesudah Pentakosta)
|
|
Hari itu saya terbaring di rumah sakit. Saya sedang berjuang antara hidup dan mati. "Tuhan, jika Engkau memanggil saya hari ini, saya sudah siap. Akan tetapi, jika Engkau memberiku kesempatan kedua untuk hidup, saya ingin hidup melayani-Mu, " begitu doa kupanjatkan kepada Allah. Tuhan pun mengabulkan doa saya. Oh, betapa berartinya kesempatan kedua yang Tuhan beri. Tuhan berfirman kepada Musa untuk kembali ke Mesir (19). Tuhan mengingatkan agar Musa memperlihatkan mukjizat-Nya di depan Firaun (21). Tuhan ingin anak sulung-Nya, Israel, datang beribadah kepada-Nya (22). Tidak ada yang bisa menghalangi niat ini, baik Firaun dengan segala kekuasaannya atau Musa lewat berbagai dalihnya. Bahkan, Allah akan menghukum siapa pun yang mencoba menghalangi Israel keluar dari Mesir (23). Di tengah jalan, pada suatu tempat bermalam, TUHAN bertemu dengan Musa. Dia berikhtiar untuk membunuhnya (24). Akan tetapi, Zipora menyelamatkannya dengan cara menyunat anaknya dan menyentuhkannya pada kaki Musa (25-26). Musa selamat dan mendapat kesempatan kedua dari Tuhan. Tuhan senantiasa menyertai Musa. Dia mengirimkan Harun sebagai juru bicaranya (27). Setelah itu Harun dan Musa mengumpulkan tua-tua Israel (29). Harun menyampaikan semua yang difirmankan Tuhan kepada Israel. Selanjutnya, bangsa itu percaya, berlutut, dan sujud menyembah (29-31). Kita memang bebas melakukan apa pun. Namun, kita tak pernah bebas memilih konsekuensi dari sebuah pilihan. Kondisi kita hari ini adalah akibat keputusan yang dibuat kemarin. Ada kalanya keputusan kita salah dan fatal, sehingga berdampak buruk pada aspek kehidupan yang lain. Namun, Tuhan selalu memberikan kesempatan kedua agar kita memperbaiki diri. Kita harus segera bangkit untuk membenahi hidup. Kita jangan menyerah karena tangan Tuhan selalu ada untuk menolong kita. Doa: Tuhan, terima kasih untuk kesempatan kedua yang Tuhan beri. Ajarilah kami agar hidup lebih baik di hadapan-Mu. [SA]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |