Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/10/05 |
|
Sabtu, 5 Oktober 2024 (Minggu ke-19 sesudah Pentakosta)
|
|
Penolakan masa lalu sering membuat seseorang takut untuk mencoba kembali. Itu yang Musa rasakan, sehingga ia berkali-kali menolak panggilan TUHAN. Menurut Stefanus, dulu ketika Musa masih di Mesir, ia berpikir saudara sebangsanya mengerti bahwa Allah akan memakainya untuk menyelamatkan mereka, tetapi mereka tidak mengerti (bdk. Kis. 7:24-25). Itulah yang membuat Musa menjadi trauma dan takut ditolak lagi. Walau TUHAN sudah mengatakan akan menyertainya, tetap ia bertanya: "Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku?" (1). Kemudian TUHAN menyuruh Musa untuk melemparkan tongkatnya ke tanah, dan tongkat itu berubah menjadi ular (3-4). TUHAN juga meminta Musa untuk memasukkan tangannya ke dalam bajunya, lalu setelah ditarik keluar, tangannya kena penyakit kulit, putih seperti salju; dan seketika setelah tangannya dimasukkan kembali, tangan itu menjadi pulih (6-7). Namun, Musa kembali mencari alasan bahwa ia tidak pandai bicara (10). TUHAN meyakinkan bahwa Ia akan mengajar Musa apa yang harus Musa katakan (11-12). Musa masih keberatan dan mengatakan utuslah orang lain. TUHAN murka dan mengatakan bahwa Ia akan mengutus Harun yang pandai bicara (13-14). TUHAN telah mengantisipasi setiap keberatan Musa, bahkan Ia sudah mengirim Harun untuk menjumpai Musa. Ini menunjukkan bahwa TUHAN sudah mengetahui apa pun yang akan menjadi keberatan Musa dan sudah mempersiapkan segalanya. Memang, kita tidak layak untuk melayani TUHAN, dan kita semua memiliki banyak kelemahan dan kekurangan. Namun, tidakkah Allah sudah mengetahui semua kelemahan kita? Kita harus mengerti bahwa ketika Allah menugaskan kita melakukan sesuatu, Allah sudah mengantisipasi segala kelemahan kita. Oleh karena itu, marilah kita terima tugas yang Allah berikan kepada kita. Marilah kita meyakini bahwa Allah sudah mempersiapkan jalan. Janganlah gunakan kelemahan kita sebagai alasan, namun percayalah bahwa Allah akan terus memperlengkapi dan memakai kita seturut dengan kehendak-Nya. [INT] Baca Gali Alkitab 1 Mengapa Tuhan mau membunuh Musa? Apakah Musa melalaikan sunat sebagai tanda perjanjian Abraham? Musa mungkin sudah disunat, tetapi sangatlah jelas bahwa anaknya belum. Ada komitmen yang Tuhan tuntut dari pengutusan Musa. Sebagai orang tua yang beriman, Musa bertangung jawab menyunatkan anaknya. Artinya, komitmen Musa untuk melayani Tuhan harus disertai dengan komitmen menguduskan diri dan keluarganya. Seorang pemimpin umat sudah semestinya menaati kehendak Allah. Apabila seorang pemimpin tidak menaati kehendak Allah bagaimana mungkin dirinya mengarahkan umat untuk taat? Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |