Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/10/06 |
|
Kamis, 6 Oktober 2022 (Minggu ke-17 sesudah Pentakosta)
|
|
Ketika klakson kapal panjang ketiga dibunyikan, kami baru saja masuk ke dalam kapal. Dua menit kemudian, kapal bergerak mundur. Kami hanya bisa memandangi sebuah becak motor berusaha keras mengejar kapal guna mengantarkan penumpangnya. Namun, semua sudah terlambat. Begitulah adegan yang bisa menjadi ilustrasi keadaan pada akhir zaman. Di tengah-tengah kehancuran yang berlangsung di muka bumi, seorang malaikat terbang mengumumkan Injil ke seluruh dunia (6-7). Hal itu merupakan panggilan terakhir kepada penduduk bumi agar bertobat dan diselamatkan. Segera sesudah itu, malaikat kedua dan ketiga menyusul untuk mengumumkan kutuk dan vonis kehancuran total serta hukuman kekal bagi semua yang memberontak terhadap Allah (8-11). Namun, di sisi lain, Allah menjanjikan kebahagiaan kekal bagi mereka yang hidup (dan mati) di dalam Tuhan (13). Penglihatan Rasul Yohanes itu menunjukkan kepada kita betapa besar kasih Allah kepada manusia. Ia masih menawarkan keselamatan hingga jam-jam bumi yang terakhir. Sungguh, Allah tidak menginginkan kematian orang fasik, melainkan pertobatannya (lih. Yeh. 33:11). Namun, bukan berarti kita boleh menunda sampai jam-jam yang terakhir untuk bertobat dan percaya kepada Yesus. Sebab, tak seorang pun tahu berapa lama lagi sisa hidupnya di bumi. Karena itu, waktu yang terbaik untuk bertobat adalah saat ini. Pada sisi lain, kita yang saat ini sudah bertobat dan percaya kepada Yesus tidak boleh terlena. Sisa hidup kita di bumi adalah perjuangan tiada akhir. Kita harus tekun menuruti perintah Allah dan mempertahankan iman. Jangan sampai kita tereliminasi pada saat-saat akhir. Tuhan Yesus memperingatkan: "Yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu" (lih. Mat. 19:30). Jadi, mari kita akui dosa-dosa dan kelemahan kita, dan segera berbalik dari semua itu. Jangan menunda satu jam pun, karena kita tidak tahu apakah kita masih hidup satu jam lagi. Syukur kepada Allah yang masih berkenan memberi peringatan yang terakhir. Itu adalah tanda kasih-Nya! [PHM]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |