Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2012/10/07 |
|
Minggu, 7 Oktober 2012
|
|
Judul: Belas kasih Allah Keterpurukan Israel sampai hancur, terjajah, dan terbuang ke negeri orang adalah akibat ulah mereka sendiri. Mereka telah melanggar Taurat dan Perjanjian Sinai. Hal ini pemazmur akui sendiri di ayat 8. Wajar kalau Tuhan menghukum mereka oleh karena cemburu-Nya (5). Walaupun demikian, pemazmur tetap meminta pertolongan Tuhan. Demi kasih-Nya Allah harus menyelamatkan mereka. Bukankah mereka umat-Nya? Masakan Tuhan membiarkan umat-Nya terus menerus dalam keadaan tercela (4)? Masakan kemurkaan Tuhan tidak berakhir (5)? Kalau Tuhan tidak menolong, mereka akan segera binasa (8). Alasan lain yang jauh lebih penting, pemazmur ungkapkan adalah, nama Tuhan dipertaruhkan. Olok-olok terhadap Israel adalah secara tidak langsung ditujukan kepada Allah. Nama Allah akan dihujat kalau Ia tidak bertindak menyelamatkan umat-Nya dan menyatakan kedaulatan-Nya atas para musuh umat (10). Pemazmur menutup permohonannya dengan berjanji akan bersyukur dan memuji-muji Tuhan untuk jawaban-Nya. Mazmur ini mengharapkan keadilan Allah ditegakkan. Umat-Nya sudah dihukum karena dosa-dosa mereka. Para musuh yang telah berlaku kejam terhadap mereka pun harus menerima hukuman setimpal (12). Tujuh kali lipat harus dimengerti bukan berlebih-lebihan, melainkan habis-habisan. Namun, sebagai orang yang sudah mengalami anugerah pengampunan dosa dan keselamatan oleh Yesus, permohonan kita untuk pembalasan bisa dibalik menjadi permohonan untuk belas kasih-Nya. Kiranya tujuh kali lipat belas kasih Tuhan dicurahkan kepada para musuh-Nya. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |