Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2023/10/07

Sabtu, 7 Oktober 2023 (Minggu ke-18 sesudah Pentakosta)

Yehezkiel 29:1-16
Alam Kesunyian

Kesunyian sering dirasakan mencekam. Kesunyian pun merepresentasikan suatu hukuman. Banyak orang tidak tahan menghadapi kesunyian karena keterpisahan. Yehezkiel 29:1-16 berkisah tentang nubuat hukuman yang harus ditanggung oleh Mesir bersama rajanya.

Mereka harus masuk ke alam kesunyian.

Nubuat kepada Mesir disampaikan agar semua pihak tahu siapa Tuhan Allah sebenarnya (6). Dialah yang mahakuasa, Sang Pencipta semesta. Inilah yang hendak ditegaskan kepada Firaun. Sungai Nil tidak diciptakan olehnya, tetapi oleh Tuhan. Karena kesombongan dan ketidaktahuan inilah yang mendatangkan hukuman bagi

Mesir. Tuhan Allah sendiri yang akan melawan kesombongan itu (3). Keangkuhan Mesir itu akan dilempar ke padang gurun (4-5), tempat yang sunyi. Apa artinya ini?

Hal yang pantas direnungkan adalah bahwa kesombongan dan keangkuhan tidak hanya dimiliki Mesir. Dalam diri kita secara sadar atau tidak, ada benih kesombongan. Oleh karena itu baik juga bila kita mau menyadari sejenak, bahwa dalam diri ini bereksistensi kesombongan dan keangkuhan seperti Mesir. Karena itu, kita harus berani melawan kesombongan itu, bukan menyembunyikannya. Karena biasanya orang tidak mau bila dikatakan sombong. Padahal, dengan mengakui eksistensi kesombongan diri, satu hal yang pasti adalah Tuhan sendiri yang akan melemparkan segala jenis kesombongan itu ke alam kesunyian. Setelah segala keangkuhan dan semua bentuknya itu dilemparkan Tuhan, langkah berikutnya adalah membiarkan kesombongan itu tinggal di padang gurun kesunyian.

Biarkan mereka nyaman di sana karena bertemu dengan Guru Sejati untuk mendapatkan bimbingan rohani.

Puncak bimbingan itu adalah kesadaran bahwa kesombongan dan keangkuhan tidak lain hanyalah ibarat tongkat bambu. Ketika tongkat itu dipegang oleh belas kasih Tuhan akan patah dan terkulai. Akhirnya janganlah mengandalkan kesombongan dan keangkuhan, lebih bijak mengandalkan belas kasih Tuhan. [SET]


Baca Gali Alkitab 6

Yehezkiel 29:1-16

Melalui Yehezkiel, Tuhan menubuatkan untuk menghukum Mesir karena menjadikan dirinya sebagai pusat kekuatan dunia yang memuja banyak dewa dan karena kesombogannya. Nubuat ini juga bertujuan supaya orang Israel tidak lagi bergantung pada kekuatan Mesir, sebab bangsa itu ternyata jahat di mata Tuhan. Mereka telah melakukan tipu muslihat terhadap Israel. Nubuat ini disampaikan kira-kira tujuh bulan sebelum kejatuhan Yerusalem.

Apa saja yang Anda baca?
1. Kapankah firman Tuhan datang kepada Nabi Yehezkiel? Apa perintah Tuhan kepadanya? (1, 2)
2. Siapakah yang akan menjadi lawan Mesir? (3, 10)
3. Dengan apakah Firaun, raja Mesir disamakan/disimbolkan? (3, 6)
4. Apa saja yang akan dilakukan Tuhan kepada Mesir? (4-5)
5. Apa kesalahan Mesir terhadap Israel? (7)
6. Apa yang akan terjadi pada Mesir sebagai akibat dari hukuman Tuhan? (8-12)
7. Mengapa Tuhan ingin mengembalikan dan memulihkan Mesir? (13-16)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Mengapa kita tidak boleh bergantung pada orang-orang yang sombong dan yang tidak takut Tuhan?
2. Apa janji Tuhan bagi kita yang diperdaya oleh orang-orang jahat?
3. Mengapa kita pun tidak boleh sombong? Apa yang akan Tuhan berikan sebagai akibat dari kesombongan kita?

Apa respons Anda?
1. Pernahkah Anda dilepaskan dari orang jahat dan tipuannya? Bagaimana Anda mengungkapkan syukur kepada Tuhan?
2. Apa yang akan Anda lakukan agar tidak bergantung pada orang jahat sehingga tidak diperdaya olehnya?

Pokok Doa:
Mari kita berdoa bagi saudara-saudara kita yang mengalami ketidakadilan dan upaya mereka dalam mencari keadilan.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org