Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2016/10/08 |
|
Sabtu, 8 Oktober 2016 (Minggu ke-21 sesudah Pentakosta)
|
|
Injil adalah kebenaran dan perbuatan Allah yang layak diyakini siapa pun. Dalam Injil terdapat anugerah Allah yang memberikan hidup kekal bagi mereka yang memercayai-Nya. Inti Injil adalah Yesus Kristus. Bagi Paulus, Injil bukan spekulasi pengetahuan dan akal budi manusia. Injil juga bukan ajaran moral dan etika agar manusia memperbaiki perilaku berdasarkan kekuatannya. Injil adalah kekuatan Allah yang mampu menyelamatkan dan mendamaikan manusia berdosa dengan Allah (16). Karena itu, Paulus tidak merasa harus malu untuk memberitakan Kristus yang tersalib dan bangkit. Kata "epaischynomai" diterjemahkan sebagai keyakinan yang kukuh. Padahal menurut bahasa Yunaninya, kata tersebut lebih tepat diterjemahkan sebagai tidak merasa malu. Pada zaman itu, memberitakan Injil Yesus memiliki dua risiko, yaitu: Pertama, berkomplotan dengan kaum pemberontak. Saat Yesus disalib, Ia diapit oleh dua penjahat. Hal itu memberi kesan Yesus adalah kriminal kelas kakap (bdk. Yes. 53:12; Luk. 22:37). Kedua, dianggap sebagai anggota sektarian. Bagi orang-orang Yahudi, mereka yang mengabarkan kebangkitan Yesus digolongkan sebagai tindakan penistaan agama (bdk. Kis. 7:58, 8:1-3. 9:1-2). Bagi orang-orang Yunani, berita kebangkitan Yesus adalah suatu kebohongan (bdk. Kis. 17:32). Pengalaman Paulus bertemu dengan Kristus yang bangkit membuatnya berani memberitakan Injil walau harus ditolak dan dianiaya (bdk. Kis. 9:3-5; 2Kor. 4:8-11). Apa keistimewaan Injil yang diberitakan Paulus? Dalam Kristus, kebenaran Allah menjadi nyata (17). Artinya, peralihan orang berdosa menjadi orang benar hanya dimungkinkan terjadi melalui iman kepada Kristus. Melalui Kristus, orang berdosa mendapat pembenaran Allah. Karena itu, iman bukan usaha manusia, melainkan anugerah Allah. Dalam rahmat-Nya, manusia berdosa dimampukan hidup dalam iman. Selama kita setia kepada berita Injil Kristus, tidak ada alasan untuk ragu, malu, atau pun rendah diri. Karena dalam Injil Kristus ada keselamatan bagi kita dan siapa pun yang menerimanya. [SH] Baca Gali Alkitab 6 Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan. Keselamatan itu untuk semua orang, baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi. Dalam Injil, kebenaran Allah dinyatakan. Kalau pun manusia menerima keselamatan, semuanya adalah karya Allah yang menganugerahkan benih iman dalam hati mereka. Apa saja yang Anda baca? 1. Apa keyakinan Paulus mengenai Injil (16)? 2. Mengapa Injil diberitakan terlebih dahulu kepada orang-orang Yahudi (16)? 3. Apa kekuatan sejati dari Injil (16)? 4. Apa yang dimaksud dengan "dari iman dan memimpin kepada iman' (17)? 5. Apa artinya kalimat "Orang benar akan hidup oleh iman" (17)? 6. Mengapa iman sangat penting bagi orang percaya (17)? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? 1. Dapatkah seseorang beriman kepada Allah tanpa mengetahui kebenaran Allah? 2. Siapakah kebenaran sejati dari Allah? Apa respons Anda? 1. Saat Anda menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, apa tekad Anda untuk hidup bagi-Nya? 2. Apa bentuk ucapan syukur yang Anda berikan kepada Allah atas anugerah keselamatan-Nya? Pokok Doa: Memohon agar Allah memberikan kerinduan untuk memberitakan Kabar Baik kepada sesama.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |