Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/10/08 |
|
Kamis, 8 Oktober 2020 (Minggu ke-18 sesudah Pentakosta)
|
|
Apa respons Anda ketika mendengar istilah "kedaulatan Allah"? Allah adalah pribadi yang berdaulat. Kedaulatan-Nya merupakan hal yang tidak bisa diganggu gugat. Ketika kedaulatan ini dikaitkan dengan umat perjanjian-Nya, maka hal itu menegaskan bahwa Allah memiliki otoritas tertinggi dan mutlak atas mereka. Oleh sebab itu, Allah ikut campur tangan dalam sejarah umat untuk mewujudkan rencana-Nya. Dalam nubuatannya, Yesaya menyebutkan bagaimana Allah yang berdaulat itu melakukan hal yang mendatangkan pemulihan dan kemurnian bagi Yerusalem. Hal ini terjadi setelah umat kembali dari pembuangan, dan Yesaya menegaskan bahwa Tuhan menumbuhkan tunas yang akan menjadi kepermaian dan kemuliaan. Tuhan pula yang akan membersihkan kekotoran dan menghapuskan segala noda darah dari Yerusalem; Dia juga yang akan melindungi umat-Nya (2, 4). Yesaya menggambarkan Tuhan sebagai tudung, pondok tempat bernaung dan perlindungan, serta persembunyian (5-6). Dari sini tampak bahwa Allah berinisiatif memulihkan keadaan umat-Nya. Ia mengupayakan segala hal untuk mendatangkan kebaikan bagi umat-Nya. Semua ini akan terjadi pada orang-orang Israel yang terluput dan orang Yerusalem yang tercatat untuk memperoleh hidup. Artinya, pemulihan bagi umat-Nya bisa terjadi melalui proses yang tidak sederhana. Pemulihan hanya berlaku bagi mereka yang rela dibersihkan dari kekotoran dan segala noda darah dengan roh yang mengadili dan yang membakar (3-4). Akhirnya, Allah menghendaki pemulihan hubungan antara diri-Nya dengan umat Perjanjian. Bersyukurlah karena Allah berinisiatif memulihkan umat-Nya. Saat ini melalui Yesus Kristus, pintu anugerah dibuka untuk pemulihan itu. Allah telah mengambil inisiatif. Karena itu, kita harus bersikap reaktif terhadap inisiatif Allah. Kita tidak boleh berpangku tangan, hanya menyaksikan saja. Kita harus bertobat dari segala dosa agar kita dapat kembali masuk ke dalam persekutuan kekal dengan Allah dan menyambut anugerah-Nya. [MAM]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |