Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/10/08 |
|
Sabtu, 8 Oktober 2022 (Minggu ke-17 sesudah Pentakosta)
|
|
Dalam setiap aksi kejutan, selalu ada momen ketika korbannya tidak sadar sementara pelaku sibuk mempersiapkan kejutan itu. Demikianlah, ketika penduduk bumi terlena dalam rutinitas sehari-hari, segala persiapan kiamat terus bergulir di surga. Tujuh malaikat berbaris di hadapan Allah; Rasul Yohanes dicekam kengerian. Cawan murka Allah akan segera dicurahkan ke bumi (1). Berpaling ke arah lain, sang rasul disergap oleh perasaan yang berbeda: takjub dan bangga. Jiwa-jiwa yang tidak tunduk kepada kerajaan anti-Kristus sekarang berkumpul dalam paduan suara termegah di sekeliling takhta Allah (2). Mereka bernyanyi memuji Allah, menyanyikan nyanyian Musa dan nyanyian Anak Domba (3, 4). Mereka senang sebab sesaat lagi pemerintahan Allah akan ditegakkan setinggi-tingginya. Seluruh penglihatan itu dicatat dan disampaikan kepada kita supaya kita menyadari kepastian pemerintahan Allah. Meski sepertinya mustahil, tetapi pada waktunya, semua bangsa akan sujud menyembah kepada Allah di dalam Yesus Kristus. Semua orang niscaya akan gentar kepada Allah. Penglihatan tersebut juga menunjukkan bahwa Allah adalah pusat dari segala sesuatu. Fokus penghuni surga tertuju hanya kepada Allah. Segala mandat berasal dari Dia dan segala pujian dialamatkan kepada-Nya. Sebagaimana dikatakan oleh Rasul Paulus, "segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia" (lih. Rm. 11:36). Lalu, siapakah yang menjadi pusat hidup kita saat ini? Pertanyaan itu akan terjawab bila kita memeriksa mandat siapa yang biasanya kita turuti dan siapa yang paling suka kita puji. Jika jawabannya adalah Allah, maka Dialah pusat hidup kita, dan pemerintahan-Nya kita rindukan di muka bumi. Mari kita berdoa agar hal itu segera terjadi. Salah satu pokok dari Doa Bapa Kami adalah "Datanglah Kerajaan-Mu, di bumi seperti di surga." Kiranya hati kita sungguh-sungguh menginginkannya siang dan malam. Teriring doa tersebut, kita berharap dapat mengambil bagian dalam paduan suara di sekeliling takhta Allah di dalam kekekalan. Maranata! [PHM] Baca Gali Alkitab 6 Umat Allah bertarung melawan kekuatan anti-Kristus. Di tengah pertarungan itu, umat Allah mampu mempertahankan imannya, walau ditindas dan kehilangan nyawa. Di mata dunia, kematian umat Allah merupakan kekalahan. Di mata Allah, kematian umat-Nya adalah kemenangan. Sama halnya kematian Kristus merupakan lambang kehinaan, kebangkitan Kristus adalah lambang kemenangan atas maut dan dunia ini. Dunia menjadi hadiah atas kemenangan-Nya. Yohanes memperlihatkan bahwa kekalahan dan kebinasaan si jahat hanya menunggu waktu. Kemenangan besar sudah ada di depan mata bagi umat Allah. Umat-Nya akan bergembira dan menyanyikan lagu kemenangan mereka. Lagu kemenangan itu memiliki dua makna. Pertama, tuntutan rasa keadilan umat Allah telah terpenuhi. Kedua, semua perjuangan mereka di dunia berbuah baik. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |