Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2010/10/09 |
|
Sabtu, 9 Oktober 2010
|
|
Judul: Sunat hati Sunat tidak diatur di Taurat karena merupakan dasar penegakannya. Orang yang memberi diri disunat mengakui bahwa ia terikat untuk memberlakukan seluruh Taurat dalam hidupnya. Musa menasihati umat Israel agar menyunatkan hati mereka (Ul. 10:16). Yeremia menegaskan, "Sunatlah dirimu bagi TUHAN, dan jauhkanlah kulit khatan hatimu, ... oleh karena perbuatan-perbuatanmu yang jahat!" (Yer. 4:3). Sunat hati adalah metafora yang memakai aktivitas penyunatan. Alat kelamin pria yang disunat berpotensi kebersihan dan terlindungi dari penyakit. Penyunatan adalah tindakan membuang hal yang dianggap menjadi sarana penyakit. Sunat hati adalah bentuk pertobatan yang mendasar, yaitu membuang dari hati sikap yang keras kepala terhadap firman Tuhan dan sikap yang terbuka kepada dosa. Bersunat hati berarti memblokir hati dari ajakan berbuat dosa, dan mengarahkannya kepada petunjuk firman. Paulus tidak meniadakan perintah sunat, tetapi menekankan kepentingan sunat hati. Sunat hati berarti pertobatan dari dalam. Orang bisa saja bersunat lahiriah, tetapi hati dan pikirannya tertawan dosa. Orang yang bersunat hati menjadikan hati dan pikirannya milik Kristus. Sunat hati adalah metafora lahir baru, yaitu pertobatan yang dimulai dari anugerah keselamatan oleh Yesus. Mereka yang sudah disunat hatinya mampu menolak godaan dunia untuk tetap hidup dalam dosa, sebaliknya dengar-dengaran firman Tuhan untuk hidup kudus.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |