Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/10/11 |
|
Sabtu, 11 Oktober 2014
|
|
Judul: Murka-Nya untuk bangsa-bangsa Dalam perikop ini kita melihat murka Allah yang dituangkan pertama-tama atas umat-Nya, lalu meluas ke seluruh bangsa. Gambaran murka Allah itu ialah cawan berisi penuh anggur yang memabukkan, yang membuat orang yang meminumnya menjadi mabuk, muntah-muntah, rebah, dan tidak bangun lagi (27). Ayat 27 menambahkan, pedang yang dikirimkan Tuhan kepada mereka yang rebah karena mabuk anggur itu, seolah pembantaian yang mudah dilakukan karena sudah tidak berdaya. Siapa saja yang menerima cawan murka Allah? Di sini sekali lagi keadilan Allah dinyatakan. Yang paling dekat dengan Allah akan lebih dahulu dihakimi dan dihukum, yaitu Yehuda (18). Setelah itu Mesir di selatan (19), lalu bangsa-bangsa yang ada di sekeliling Yehuda, dan akhirnya bangsa-bangsa yang di utara. Semua bangsa, yang disebutkan di pasal 46-51, kecuali Damsyik disebutkan di sini. Tidak seorang pun bisa menolak cawan murka Allah (28). Allah berdaulat dalam keadilan-Nya. Tidak seorang pun bisa luput dari keadilan-Nya. Maka gambaran puitis berikutnya (30-38) memperlihatkan murka Allah bagaikan raungan singa (30, 38) yang menyerbu ke tanah-tanah penggembalaan dan pertanian manusia, memporakporandakannya dari ujung bumi ke ujung bumi (32-33). Hukuman Tuhan juga akan menimpa para pemimpin bangsa, mereka yang seharusnya menjalankan fungsi gembala atas rakyat, tetapi justru memangsa rakyat (34-37; bdk. 23:1-2). Petrus berkata, “Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?” (1Ptr. 4:17). Biarlah perikop hari ini mengingatkan kita agar sebelum tiba penghakiman terakhir, kita giat memberitakan kabar baik ini agar lebih banyak orang diselamatkan, dan tidak perlu meminum cawan murka Allah. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |