Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/10/11 |
|
Minggu, 11 Oktober 2015
|
|
Judul: Ketika Hidup Terasa Melelahkan Dalam mazmur ini, Daud sangat bergumul soal kehidupan yang dijalaninya. Ia merasa tidak dapat berbuat apa-apa atas pergumulannya (3a), penderitaannya semakin berat (3b), dan hatinya dipenuhi dengan gejolak kemarahan dan keluhan yang tak habis-habisnya (4). Ditambah lagi, orang fasik di sekelilingnya berusaha menjatuhkannya (2b, 9b) dan ia mulai lelah dengan kehidupannya (5-7, 12). Meski demikian, Daud tidak membuka mulutnya di hadapan orang fasik yang mencoba menjatuhkannya. Ia memilih diam ("menahan mulutku dengan kekang"), agar perkataan dan keluhannya tidak dijadikan senjata untuk menjatuhkannya. Ia kelu, diam dan membisu. Terhadap orang fasik, Daud diam seribu bahasa. Tetapi terhadap Tuhan, ia berbicara secara terbuka mengungkapkan isi hatinya kepada Allahnya (5-14) dan tetap berharap pada Tuhan (8). Meski Daud menyadari betapa fana hidupnya (5-7, 12-14), ia percaya Tuhan tidak akan tinggal diam melihat perkaranya (10). Pergumulan hidup yang anda alami saat ini mungkin terasa melelahkan. Seberapa pun beratnya pergumulan itu, seberapa pun banyaknya orang di sekitar kita yang berusaha menjatuhkan kita, marilah kita belajar seperti pemazmur, yang tetap berharap kepada Allah dan tidak hilang percaya kepada-Nya. Yakinlah, akan tiba waktunya Allah akan bertindak menolong hidup kita! [MF]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |