Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/10/11 |
|
Jumat, 11 Oktober 2019 (Minggu ke-17 sesudah Pentakosta)
|
|
Saya selalu mengingat perkataan Ayah kepada anaknya, Jimmy, yang menghabiskan masa mudanya dalam pergaulan buruk. Pesan Ayahnya: "Jim, kalau di luar sana tidak ada lagi yang mau menerimamu, kembalilah pulang. Ayah akan selalu menerimamu dengan senang hati". Jika berada di posisi Jimmy, apakah kita berani pulang saat tidak ada lagi yang sudi menerima kita? Yesus mengajarkan pelajaran ketiga tentang mencari serta menyelamatkan yang terhilang. Kali ini dengan perumpamaan anak yang hilang. Seorang anak bungsu meminta warisan kepada ayahnya dan kemudian hidup berfoya-foya (12-13). Ia lupa hartanya bisa habis. Saat itu, ia tak memiliki siapa pun untuk menolongnya (14-15). Ia menjadi orang asing di negeri orang. Ia kelaparan dan tak seorang pun memberinya makan (16). Akhirnya, ia teringat betapa indah hidup bersama bapaknya dalam segala kelimpahan (17). Ia menyadari kesalahannya dan kembali pulang ke rumah bapaknya (18-20). Selalu ada kasih seorang bapak untuk anaknya yang terhilang. Bapaknya menyambut dengan segala persiapan dan perjamuan yang megah. Diberikan jubah terbaik, cincin pada jarinya, sepatu pada kakinya, serta hidangan terbaik (22-23). Bagi seorang ayah, kembalinya seorang anak yang hilang melebihi segala kekayaannya. Kesukaan besar yang tidak terkira. Masa lalu tak akan pernah menjadi masa depanmu. Betapa pun buruk dan berdosanya kita di masa lalu, asal ada penyesalan dan pertobatan, hidup kita akan berubah. Anak bungsu pernah salah di jalan hidupnya. Akan tetapi, ada satu masa ia mengingat semua kesalahannya. Ia memberanikan diri untuk kembali pulang. Keberanian itu mendapat sambutan luar biasa. Saat kita menyadari kesalahan, maka beranilah kembali pulang pada kasih Allah yang tiada terukur. Kasih, pengampunan-Nya, dan kehidupan baru selalu tersedia untuk mereka yang terhilang. Doa: Tuhan, di kala kami tersesat, ajar kami berani kembali kepada-Mu dengan rasa sesal dan tekad untuk bertobat. [SY]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |