Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/10/12 |
|
Jumat, 12 Oktober 2007
|
|
Judul: Kata dan perbuatan muara hati Mulai pasal 10 dan seterusnya kita bertemu dengan ujaran-ujaran pendek yang berisikan nasihat hikmat yang harus dipahami dengan dua hal. Pertama, gunakan akal sehat kita: kapan nasihat ini berguna, yaitu untuk situasi dan kondisi yang bagaimana. Kedua, sebagai orang beriman maka motivasi untuk memuliakan Tuhan dan memberkati sesama harus menjadi alasan pemberlakuan nasihat tersebut. Ay. 2-5 memperlihatkan kontras antara sikap yang benar terhadap harta dan pekerjaan, dengan sikap yang salah atau keliru. Sikap yang benar terwujud dalam pengelolaan hidup yang rajin dan bertanggung jawab. Sikap tersebut berkenan di mata Tuhan sehingga berkat-Nya melimpah. Sebaliknya, orang malas sama saja dengan orang fasik yang mengharapkan kekayaan lewat jalan pintas atau kecurangan. Orang semacam ini tentu tidak akan diberkati Tuhan. Nyata terlihat bagaimana Amsal bukan mengajari orang untuk bersikap antikekayaan (15), melainkan agar waspada menghadapi sikap yang keliru terhadap harta. Ay. 6-14 membicarakan masalah keselarasan hati dan kata-kata. Hati adalah pusat kehidupan. Bila orang memiliki hati yang benar, seharusnya kata-kata dan perbuatannya pun mendatangkan kebaikan bagi sesama dan berkenan bagi Tuhan. Sebaliknya kebodohan dan kelicikan dalam kata dan tindakan, lahir dari hati yang jahat. Akibat dari tindakan dan perkataan yang jahat biasanya bukan hanya merugikan orang lain, tetapi juga membinasakan diri sendiri (14). Amsal mengingatkan kita bahwa di dalam segala hal, kita harus menghindarkan hati dari motivasi yang salah. Dari batin yang tidak benar akan lahir sikap, perilaku, dan perkataan yang tidak benar pula. Itu akan menyebabkan kerugian bagi banyak pihak. Orang akan disakiti oleh kata-kata yang tajam atau penuh tipu daya, sementara diri sendiri akan menuai dampak dijauhi orang lain. Lihatlah, betapa kita memerlukan hikmat. Karena tanpa hikmat, kita menuai kehancuran dan menyeret orang lain ke dalamnya.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |