Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/10/12 |
|
Senin, 12 Oktober 2015
|
|
Judul: Jangan Membiarkan Diri Disesatkan! Jemaat Tesalonika sedang dibingungkan oleh beberapa pengajar yang menyandarkan ajaran mereka kepada ilham roh, ataupun kutipan (yang tidak utuh) dari para rasul (1-2). Rasul Paulus menegur sikap anggota jemaat yang mudah dibingungkan oleh pengajaran palsu. Apa ciri pengajaran palsu? Yakni ketika ajaran tersebut membawa kita tidak lagi melihat kepada Allah dan kemuliaan-Nya, melainkan kepada upaya-upaya untuk meninggikan diri (3-5). Dalam ayat 9, Paulus menguraikan bahwa si pendurhaka akan datang dengan berbagai macam perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mukjizat. Tujuan utamanya menyesatkan umat percaya agar iman mereka tidak lagi diarahkan kepada Kristus, melainkan hanya kepada apa yang tampak di hadapan mereka. Menghadapi para penyesat, pertanyaan kita adalah: Dimana kekuasaan Allah? Mengapa Allah tidak bertindak? Kita jangan lupa, bahwa orang percaya adalah ciptaan baru (2Kor. 5:17). Ciri utama ciptaan baru ini adalah pola pikir yang tidak menggunakan kriteria dunia, tetapi mengutamakan Kristus sebagai teladan dan acuan (2Kor. 5:16). Allah tetap berkuasa bahkan ketika para penyesat ini ‘untuk sementara diijinkan’ untuk bekerja. Tetapi akan datang masanya dimana Kristus akan menghanguskan mereka dengan ‘nafas mulut-Nya’ (8). Sebagai orang yang dipilih, dipanggil, dan dimurnikan oleh Firman Kebenaran, kita diundang untuk terus-menerus meletakkan Kristus sebagai yang utama dalam pikiran, sikap, dan hidup kita. Ini artinya firman Kebenaran Allah dijadikan landasan hidup dan tolok ukur dari kehidupan kita. [IBS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |