Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/10/12 |
|
Senin, 12 Oktober 2020 (Minggu ke-19 sesudah Pentakosta)
|
|
Kematian Raja Uzia membuat keadaan Yehuda tidak kondusif. Umat hanyut dalam ritual penyembahan berhala. Perilaku mereka menyimpang dan menjauh dari persekutuan dengan Tuhan. Walaupun keadaan Yehuda sudah tidak seperti yang Tuhan harapkan, ternyata Ia tidak tinggal diam. Setelah rentetan berita penghukuman, Tuhan tetap memperhatikan umat-Nya. Ia memberi mereka pengharapan dengan mengutus seorang nabi. Nabi ini menjadi juru bicara Tuhan dalam menyampaikan pesan-Nya kepada umat. Ketika Tuhan hendak mengutus nabi-Nya, terlebih dahulu Ia mempersiapkan nabi itu agar layak menjadi alat bagi kemuliaan-Nya. Pertama, Yesaya mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Ini perjumpaan supranatural yang tidak biasa, "... aku melihat Tuhan ..." (1). Ia berjumpa dengan Pribadi yang mahadahsyat. Perjumpaan ini meneguhkan pengutusannya. Kedua, Yesaya mengalami proses pengudusan. Perjumpaan dengan Tuhan ini membuat Yesaya menyadari dirinya dan bangsanya yang berdosa. Namun, Tuhan menguduskannya agar layak menjadi alat-Nya, "... kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni" (7). Ketiga, Yesaya menyambut panggilan sebagai utusan. Ia memberi diri menjadi alat Tuhan dan siap menjalankan tugas yang diberikan kepadanya. Katanya, "Ini aku, utuslah aku!" (8). Keempat, Yesaya mendapat tuntunan untuk melaksanakan tugas. Sebagai utusan, Yesaya tidak boleh memiliki rencana pribadi. Apa yang dikerjakannya semata-mata hanya kehendak dari yang mengutusnya, yaitu Tuhan. "Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini ..." (9) merupakan penegasan bahwa Yesaya harus bertindak sesuai arahan Tuhan. Menjadi utusan Tuhan merupakan kehormatan bagi kita. Pengalaman-pengalaman rohani bersama dengan Tuhan akan menolong kita untuk senantiasa menjaga panggilan dan kepekaan kita terhadap kehendak Tuhan. Dengan mengalami berbagai pengalaman rohani, kita akan dimampukan untuk terus mengikuti tuntunan-Nya. [MAM]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |