Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/10/13 |
|
Senin 13 Oktober 2008
|
|
Judul: Menghadapi nabi palsu Tuhan tidak pernah mengutus mereka untuk bernubuat (ayat 6b). Berarti kata-kata mereka bukan dari Tuhan melainkan dari diri sendiri. Mereka bernubuat sesuka hati dan sembarangan (ayat 2, 17) dan semata-mata mengikuti bisikan hati sendiri (ayat 3). Dengan sendirinya nubuat mereka semuanya adalah kata-kata dusta dan penglihatan mereka adalah kebohongan (ayat 8). Motivasi mereka bernubuat adalah demi kepentingan diri mereka sendiri (ayat 18-19). Oleh karena itu nubuat-nubuat mereka tidak beda dengan ramalan-ramalan atau tenungan-tenungan. Mereka sendiri lebih tepat disebut sebagai dukun. Para dukun ini mencengkeram umat dengan melemahkan hati mereka, dan menyesatkan hidup mereka jauh dari kebenaran (ayat 10, 22). Mereka menyatakan damai sejahtera kepada umat yang berdosa (ayat 10, 16). Akibatnya, bukannya bertobat malah kehidupan umat justru semakin tenggelam dalam kefasikan. Tuhan bangkit menyatakan keadilan-Nya. Ia membela umat-Nya dengan melawan penjahat-penjahat rohani yang menyesatkan mereka. Ia akan membongkar tipu daya para penyesat itu sehingga mereka tidak dapat lagi mempermainkan umat Tuhan. Sepanjang sejarah gereja, selalu ada orang-orang yang membiarkan diri dipakai setan untuk menyesatkan umat Tuhan. Kita harus mewaspadai orang-orang seperti itu. Bagaimana caranya? Kenali kebenaran sejati yang sudah Allah nyatakan di dalam Alkitab. Awasi ajaran yang tidak sesuai firman dan awasi tingkah laku para pengajarnya. Cepat atau lambat, kedok guru-guru palsu akan terbongkar. Jadilah pengajar kebenaran yang selaras antara kata, karsa, dan karya.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |